REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Para pelaku bisnis Jerman menyuarakan kekecewaan atas hasil pertemuan antara Kanselir Angela Merkel dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Federasi Industri Jerman (BDI) menyesalkan pertemuan kedua pemimpin negara tersebut tidak menghasilkan kesepakatan yang mumpuni mengenai ekonomi.
"Saya menyesalkan bahwa kunjungan kanselir ke Washington tidak menghasilkan kemajuan yang jelas pada isu-isu kontroversial antara Jerman dan Amerika Serikat," ujar Presiden BDI Dieter Kempf dilansir Reuters, Ahad (29/4).
Sebelumnya Presiden Trump dan Kanselir Merkel menggelar pertemuan tertutup di kantor presiden AS atau Gedung Putih. Setelah pertemuan itu, kedua kepala negara tersebut segera mengadakan jumpa pers di Rose Garden, sebuah taman di bagian barat Gedung Putih. Meski demikian, pertemuan kedua kepala pemerintahan itu tampaknya tidak berlangsung mulus.
Hasil dari kesepakatan yang dicapai tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginan para pemimpin. Hal itu terlihat dari gestur dan kata-kata yang terlontar dari kedua kepala negara itu saat melakukan konferensi pers.
Trump mengeluhkan adanya defisit perdagangan senilai 151 miliar dolar AS dengan Uni Eropa. Selisih bersumber dari berakhirnya pembebasan tarif baja dan aluminium. Menanggapi hal itu Kempf mengatakan, ancaman tarif akan menjadi beban besar bagi industri di Jerman. "Ancaman tarif tetap menjadi beban terhadap hubungan transatlantik," kata Kempf.
Dalam pertemuan kali itu, kedua kepala negara juga membahas isu-isu lainnya seperti, anggaran militer bagi para anggota milisi Pakta Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Keduanya juga membahas seputar rencana kepindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dan permasalahan kaum veteran.