Ahad 29 Apr 2018 20:19 WIB

Kim Jong-un Janjikan Transparansi Penutupan Situs Nuklir

Kesepakatan penutupan fasilitas nuklir dicapai dalam pertemuan pemimpin dua Korea.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah menjanjikan transparasi dalam penutupan situs uji coba nuklir pada Mei. Blue House melaporkan, Kim mengatakan dia akan segera mengundang para ahli, serta wartawan dari Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) untuk membongkar fasilitas nuklirnya secara terbuka.

Dalam pertemuan antar-Korea pada Jumat (27/4), Kim dan Presiden Korsel Moon Jae-in berkomitmen akan melakukan denuklirisasi total di semenanjung Korea. Namun, deklarasi itu tidak mencantumkan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan itu.

"Kim mengatakan jika Amerika Serikat mengadakan dialog dengan Korea Utara, mereka akan menyadari Kim bukan tipe orang yang akan menembakkan rudal nuklir ke Korsel, melintasi Pasifik, dan menargetkan Amerika Serikat," kata sekretaris pers Blue House, Yoon Young-chan.

"Jika Amerika Serikat sering bertemu dan membangun kepercayaan dengan kami dan menjanjikan berakhirnya perang dan non-agresi, mengapa kami menjalani kehidupan yang sulit?" ujar Yoon, menirukan kata-kata Kim Jong-un.

Kim mengungkapkan, ada dua terowongan tambahan yang masih dalam kondisi baik di situs uji coba nuklir Punggye-ri. Sementara terowongan yang lama diduga telah runtuh akibat ledakan berulang kali, yang membuat sebagian besar situs itu hancur.

Untuk memfasilitasi kerja sama lintas batas di masa depan, Kim juga berjanji akan membongkar zona waktu khusus yang dibuat Pyongyang pada 2015. Dia mengatakan Korut akan memajukan waktunya 30 menit agar sinkron dengan Korsel, sembilan jam lebih awal dari Greenwich Mean Time.

Kim juga menegaskan kembali, dia tidak akan menggunakan kekuatan militer terhadap Korsel. Ia menyatakan perlunya mekanisme institusional untuk mencegah eskalasi yang tidak diinginkan.

Pada Sabtu (28/4) malam, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Moon melalui telepon, dia senang para pemimpin kedua Korea menegaskan kembali tujuan denuklirisasi total selama KTT berlangsung.

Moon dan Trump menyetujui perlunya KTT antara Trump dan Kim, dan tengah mengeksplorasi dua hingga tiga lokasi yang potensial. Seorang pejabat senior AS mengatakan, Singapura sedang dipertimbangkan sebagai tempat yang memungkinkan untuk KTT AS-Korut.

"Trump mengatakan, kabar baik bagi tidak hanya dua Korea tetapi juga seluruh dunia bahwa mereka menegaskan tujuan untuk mewujudkan semenanjung Korea yang bebas nuklir melalui denuklirisasi total. Trump menantikan pembicaraan dengan Kim dan akan ada hasil yang sangat bagus," ujar Blue House.

Trump mengatakan pertemuannya dengan Kim akan berlangsung sekitar tiga hingga empat pekan mendatang. "Ini akan menjadi pertemuan yang sangat penting, denuklirisasi semenanjung Korea," katanya di Washington, Michigan, Sabtu (28/4).

Trump juga telah memberi tahu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bahwa dia akan mendesak Korut untuk segera menyelesaikan masalah penculikan warga Jepang.

Media pemerintah Korut, KCNA, pada Sabtu (28/4) merilis pernyataan bersama dengan menyertakan lebih dari 60 foto kunjungan Kim ke Korsel. KCNA menyebutkan denuklirisasi, tetapi tidak merincinya. Media tersebut lebih menyoroti tema luas perdamaian, kemakmuran, dan persatuan Korea.

"Dalam pembicaraan ini, kedua belah pihak memiliki pertukaran pandangan yang jujur dan terbuka tentang masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama, termasuk masalah peningkatan hubungan Korut-Korsel, perdamaian di Semenanjung Korea, dan denuklirisasi," kata KCNA.

Baca juga:

Tangisan Kepala Intelijen Saat Pemimpin Dua Korea Bertemu

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement