Ahad 29 Apr 2018 23:21 WIB

Perpecahan Hamas-Abbas Semakin Lebar

Saling tuduh soal serangan ke rombongan Hamdallah memperbesar perpecahan politik.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Foto: Reuters
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA  —  Kelompok Hamas menuding sejumlah pejabat Pemerintah Palestina berupaya membunuh Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah pada 13 Maret.

Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyalahkan Hamas beberapa saat setelah serangan bom di Gaza, tempat Hamdallah, yang mengepalai rombongan Pemerintah Palestina untuk mengupayakan rujuk dengan Hamas, selamat dari kejadian itu tanpa cedera.

Saling tuduh mengenai serangan terhadap rombongan Hamdallah itu memperbesar perpecahan politik kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dengan pemerintahan Abbas, yang didukung negara Barat.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Gaza, Eyad al-Bozom, dalam jumpa pers pada Sabtu (28/4) setempat mengatakan, tiga pejabat tinggi dari Pemerintahan Palestina, yang berkedudukan di Tepi Barat, mendalangi upaya pembunuhan terhadap perdana menteri itu. 

Tiga orang, yang dinyatakan Hamas sebagai tersangka dalam pengeboman itu, tewas dalam tembak-menembak dengan pasukan Hamas di Gaza pada 22 Maret.

Kementerian Dalam Negeri Gaza juga menampilkan sebuah video yang berisi sejumlah pengakuan oleh empat orang tahanan. Mereka mengaku menjadi bagian dari kelompok penyerang yang dikepalai oleh pejabat-pejabat Otoritas Palestina.

Upaya pembunuhan politik itu telah menggagalkan upaya rekonsiliasi perpecahan antara dua faksi utama di Palestina, Hamas yang mendominasi di Jalur Gaza, dan Fatah, yang menguasai pemerintahan Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Khalil al-Hayya, wakil kepala Hamas di Gaza, dalam konferensi pers terpisah mengatakan, para dalang ini berniat untuk menggagalkan rekonsiliasi.

Al-Bozom mengatakan bahwa para pejabat Otoritas Palestina yang sama juga menjadi dalang upaya pembunuhan terhadap kepala keamanan Hamas Tawfeeq Abu Naeem pada Oktober tahun lalu di Gaza.

Sementara itu, juru bicara badan keamanan Otoritas Palestina balik menuding Hamas terkait insiden 13 Maret. "Semakin Hamas berusaha menghindari tanggung jawab, semakin dalam mereka tenggelam," kata Adnan al-Damiri kepada Reuters melalui sambungan telepon.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement