Rabu 02 May 2018 02:02 WIB

Korsel dan Korut Mulai Copot Pengeras Suara Propaganda

Moon Minta PBB memastikan Korut telah menghentikan aktivitas nuklirnya.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara dan Selatan mulai melepas speaker atau pengeras suara propaganda yang dipasang di sepanjang tembok perbatasan kedua negara tersebut, Selasa (1/5). Menteri pertahanan Korsel menuturkan, ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan kedua pimpinan negara tersebut pekan lalu.

Langkah ini, merupakan bagian kecil yang pasti dalam mewujudkan rekonsiliasi Jumat lalu. Untuk menunjukkan itikad baik, Korsel sudah menghentikan kalimat propaganda yang disuarakan melalu speaker-speaker dj perbatasan tersebut. Korut pun menyusul tindakan yang sama.

Selama ini, pengeras suara di perbatasan tersebut dibunyikan sebagai suatu perang psikologis bagi kedua negara. Baik Korut maupun Korsel, keduanya membunyikan kalimat propaganda, musik dan lagu populer dari negara masing-masing, hingga berita harian. Hal tersebut telah berlangsung selama beberapa dekade belakangan.

Kendati demikian, Moon masih tetap meminta PBB untuk memastikan bahwa Korut telah benar-benar mematikan daerah tes nuklirnya di Punggye-ri. "Permintaan Korsel untuk mengecek situs Korut tersebut masih butuh persetujuan Dewan Keamanan PBB," kata Sekjen PBB, Antonio Guterres dikutip Reuters, Selasa (1/5).

 

Baca juga, Pertemuan Bersejarah Kim dan Moon, Dua Korea Berdamai.

 

Sebelumnya, pemimpin kedua Korea itu bertemu di lokasi yang sama di Panmunjom Jumat (27/4) lalu. Peristiwa historis yang bari terjadi sejak perang saudara kedua negara tersebut bahkan disiarkan di seluruh dunia. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan secara resmi mengakhiri Perang Korea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement