Selasa 08 May 2018 09:47 WIB

Iran Cari Dukungan untuk Tetap dalam Kesepakatan Nuklir

Trump ingin AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran.

Red: Nur Aini
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin (7/5) mencari jaminan semua pihak yang terlibat dalam kesepakatan nuklir bersejarah 2015, kecuali Amerika Serikat. Hal itu guna membantu Iran memelihara kepentingan berdasarkan kesepakatan tersebut.

"Jika harapan kami dari Rencana Aksi Menyeluruh Gabungan (JCPOA) dipenuhi tanpa Amerika Serikat, itu jauh lebih baik. Jika tidak, kami akan membuat keputusan kami sendiri,"  kata Rouhani untuk pertama kali, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA.

Selain itu, kantor berita Tasnim pada Senin (8/5), dengan mengutip pernyataan Rouhani, melaporkan, "Kami memiliki rencana sendiri. Jika apa yang kami tuntut dari JCPO dipenuhi oleh (pihak di dalam kesepakatan tersebut) non-Amerika, penarikan diri AS akan menjadi hilangnya satu masalah."

Rouhani menyatakan kecuali beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, seluruh dunia percaya pada Iran dan ingin memelihara JCPOA.

"Hari ini, kami memberitahu dunia bahwa jika anda khawatir mengenai akses Iran ke bom nuklir, kami telah menenangkan kekhawatiran ini di JCPOA dan kesepakatan itu menjamin bahwa Iran tidak berusaha memiliki senjata nuklir," kata Presiden Iran tersebut.

Ia memperingatkan Washington agar tidak melakukan kesalahan dengan menarik diri dari kesepakatan nuklir itu. Presiden Iran juga mengecam kebijakan AS di Timur Tengah, dengan mengatakan selama beberapa dasawarsa, para pejabat AS telah berusaha mengekang kekuatan dan pengaruh Iran di wilayah itu. Rouhani berikrar Republik Islam Iran akan melawan tujuan AS untuk mengurangi pengaruh dan kekuatan regional Iran.

Presiden AS Donald Trump diperkirakan memutuskan pada 12 Mei apakah akan keluar dari kesepakatan nuklir itu. Ia mengatakan takkan memperpanjang peringanan sanksi AS atas Iran.

Pada Januari, Trump memperpanjang pelonggaran sanksi atas Iran berdasarkan kesepakatan tersebut untuk terakhir kali. Ia mengancam akan keluar dari kesepakatan itu jika Kongres AS dan sekutu Eropa tak bisa memperbaiki dugaan pelanggaran kesepakatan.

Iran telah mengancam akan melanjutkan kegiatan pengayaan Uranium jika Trump tidak lagi mensahkan kesepakatan nuklir tersebut.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Senin mengatakan setiap tindakan yang mungkin dilakukan oleh Amerika Serikat untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran akan menghasilkan pengucilan Washington di dalam masyarakat internasional.

"Keluarnya AS dari JCPOA akan memperlihatkan Amerika terkucil dan tidak lagi bisa dipercaya bagi interaksi internasional," kata Zarif sebagaimana dikutip Press TV.

Republik Islam Iran dipastikan akan memperlihatkan reaksi keras bagi keputusan yang mungkin diambil AS untuk keluar dari JCPOA. "Kami berunding dengan pihak lain di JCPOA, yang meliputi lima anggota lagi dan Uni Eropa", kata Zarif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement