REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jaksa Agung New York Eric Schneiderman dilaporkan telah melakukan kekerasan fisik terhadap empat wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya. Laporan tersebut menjadi ironi mengingat Schneiderman memiliki peran penting dalam perang melawan pelecehan seksual.
Menurut laporan The New Yorker pada Senin (7/5), dua orang wanita bernama Michelle Manning Barish dan Tanya Selvaratnam mengatakan Schneiderman berulang kali memukul mereka selama menjalani hubungan dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya tidak menghubungi polisi, hanya sempat mendapatkan perawatan medis dan menceritakan kepada orang-orang terdekat tentang kekerasan itu.
Kepada The New Yorker, wanita ketiga yang tidak menyebutkan namanya mengaku takut untuk melaporkan kekerasan yang telah dilakukan Schneiderman. Sementara wanita keempat mengatakan Schneiderman selalu menamparnya jika ia menolak permintaannya.
Manning Barish dan Selvaratnam menuturkan, penganiayaan fisik meningkat dari waktu ke waktu. Menurut mereka, Schneiderman juga adalah seorang peminum berat. The Associated Press mengungkapkan identitas mereka atas persetujuan kedua wanita ini.
Manning Barish mengaku dia menjalin hubungan dengan Schneiderman dari pertengahan 2013 hingga akhir 2014. Sementara Selvaratnam mengatakan dia menjalin hubungan dengan Schneiderman sejak musim panas 2016 hingga musim gugur 2017.
"Ia adalah orang yang mempertaruhkan seluruh kariernya, citra pribadinya, untuk menjadi juara bagi wanita di depan publik. Tapi dia menyalahgunakannya secara pribadi. Dia perlu dituntut," kata Selvaratnam.
Manning Barish mengatakan Schneiderman mulai melakukan kekerasan beberapa minggu setelah mereka berkencan. Pria itu pernah menamparnya di suatu malam dan bahkan juga mencekiknya. Dia kemudian menceritakan perlakuan kasar kekasihnya tersebut kepada teman-temannya, termasuk novelis Salman Rushdie.
Tuduhan tersebut mendorong Gubernur New York dari Partai Demokrat, Andrew Cuomo, untuk menyerukan penyelidikan dan meminta Schneiderman agar segera mengundurkan diri. "Tidak ada yang berada di atas hukum, termasuk pejabat hukum di New York. Saya akan meminta Jaksa Wilayah New York untuk memulai penyelidikan segera," ujar Cuomo.
"Pendapat pribadi saya adalah, mengingat pola fakta dan bukti yang memberatkan dalam kasus ini, saya tidak percaya Eric Schneiderman bisa terus bertugas sebagai Jaksa Agung, dan untuk kebaikan kantornya, dia harus mengundurkan diri," ungkapnya.
Saat dimintai konfirmasi, Schneiderman membantah semua tuduhan yang dilayangkan kepadanya. "Dalam privasi hubungan, saya belum pernah menyerang siapa pun. Saya tidak pernah terlibat dalam kekerasan non-konsensual, yang tidak akan pernah saya lakukan," ujar Schneiderman kepada The New Yorker.
Perwakilan Schneiderman kemudian mengirimkan pernyataan dari mantan istrinya, Jennifer Cunningham, kepada The Associated Press. "Saya sudah mengenal Eric selama hampir 35 tahun sebagai suami, ayah, dan teman. Tuduhan ini benar-benar tidak konsisten dengan pria yang saya kenal, yang memiliki nilai-nilai karakter luar biasa dan ayah yang penuh kasih. Saya merasa mustahil untuk percaya bahwa tuduhan ini benar," ujar Cunningham.
Schneiderman telah menjadi pendukung vokal gerakan #MeToo, yang mendukung wanita korban pelecehan seksual. Dia mengajukan gugatan pada Februari lalu terhadap produser film Harvey Weinstein dan Weinstein Co.
Gugatan dilayangkan menyusul adanya investigasi terhadap dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh produser tersebut. Gugatan itu mengatakan perusahaan Weinstein telah melanggar hukum New York dengan tidak melindungi karyawan dari pelecehan seksual, intimidasi dan diskriminasi.
Dia juga meluncurkan penyelidikan hak-hak sipil ke Weinstein Co yang berbasis di New York pada Oktober, setelah The New York Times dan The New Yorker mengungkap dugaan kekerasan seksual dan pelecehan selama beberapa dekade. Perusahaan itu kemudian memecat Weinstein.
Schneiderman, yang memenangkan kursi Senat negara bagian yang mewakili distrik Manhattan pada 1998, menjadi jaksa agung pada 2010 dan mencalonkan diri untuk dipilih kembali di tahun ini. Pria berusia 63 tahun ini juga sering mengkritik Presiden AS Donald Trump.
Ia telah menjadi bagian dari beberapa upaya untuk membalikkan kebijakan Gedung Putih, seperti pencabutan perlindungan bagi imigran yang datang ke AS secara ilegal sebagai anak-anak.