Ahad 13 May 2018 15:14 WIB

Polisi Identifikasi Pelaku Serangan Paris

Pelaku penikaman di Paris adalah seorang pria asal Chechnya kelahiran 1997

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Polisi Prancis berjaga di samping tempat di mana seorang pria menyerang dan menikam beberapa orang di Paris, Prancis, Sabtu (12/5).
Foto: EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
Polisi Prancis berjaga di samping tempat di mana seorang pria menyerang dan menikam beberapa orang di Paris, Prancis, Sabtu (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  PARIS - Polisi mengatakan pelaku penikaman di Paris telah berhasil teridentifikasi, yaitu pria asal Chechnya kelahiran 1997. Orang tua pria tersebut saat ini telah ditahan untuk diinterogasi dalam proses penyelidikan.

Seorang pejabat pengadilan menuturkan, pelaku memiliki kewarganegaraan Prancis tetapi lahir di Chechnya, tempat ekstremisme Islam telah lama berkembang. Pejabat yang berbicara secara anonim itu tidak memberikan informasi lain tentang identitas pelaku.

Pada Sabtu (12/5) malam, pelaku menikam seorang pria berusia 29 tahun hingga tewas dan melukai empat orang lainnya di Distrik Monsigny, dekat gedung Opera Garnier. Menurut petugas polisi, Yvan Assioma, pelaku sempat melarikan diri tetapi kemudian ditembak mati setelah polisi tiba di lokasi beberapa menit kemudian.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb langsung mengadakan pertemuan keamanan khusus pada Ahad (13/5), untuk membahas serangan tersebut. Serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS itu saat ini sedang diselidiki oleh otoritas kontraterorisme Prancis. Collomb mengatakan, pihak berwenang tengah bekerja untuk menemukan pihak yang mungkin telah membantu pelaku.

Keadaan yang mencekam membuat para pengunjung dan penonton opera merasa terkejut dan takut. Mereka diperintahkan untuk tetap berada di dalam gedung, sementara polisi melancarkan operasi penangkapan pelaku.

"Saya bekerja di restoran dan tiba-tiba saya mendengar seorang wanita berteriak. Dia [pelaku] datang dan menyerangnya. Saat itulah kepanikan dimulai, semua orang mulai menjerit dan berusaha memasuki restoran kami. Penyerang itu terus berjalan dengan membawa pisau di tangannya yang penuh darah," kata Jonathan, seorang saksi mata.

"Polisi dengan cepat berada di tempat kejadian, dalam waktu kurang dari lima menit. Mereka mengepungnya dan pelaku mencoba menyerang mereka dengan pisau tetapi mereka menembaknya," tambah dia.

Kantor berita Aamaq yang dikelola kelompok ISIS mengatakan pelaku melakukan serangan itu sebagai tanggapan terhadap upaya koalisi militer pimpinan AS dalam mendorong ekstremis keluar dari Irak dan Suriah. Namum Aamaq tidak memberikan bukti atas klaimnya tersebut.

Militer Perancis telah aktif dalam koalisi pimpinan AS sejak 2014 dalam melawan ISIS di Timur Tengah. Militan pendukung ISIS tercatat telah menewaskan lebih dari 200 orang di Perancis dalam beberapa tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement