REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan, Najib Razak harus menghadapi segala konsekuensi dalam penyelidikan kasus korupsi besar yang menjeratnya. Dia juga telah melarang Najib dan istrinya untuk meninggalkan negara itu guna mencegah mereka melarikan diri dari kemungkinan penuntutan.
"Ada banyak tuduhan terhadapnya, yang semuanya harus diselidiki. Kami harus bertindak cepat karena kami tidak ingin dibebani dengan ekstradisi dari negara lain," kata Mahathir, dikutip The Guardian.
Baca Juga: Kemenangan Mahathir dan Dampaknya Bagi Indonesia
Mahathir mengatakan, ada cukup bukti untuk menyelidiki Najib dalam skandal korupsi 1MDB yang melibatkan dana negara, yang saat ini sedang diselidiki di Amerika Serikat (AS) dan di negara lain. Para penyelidik AS menyatakan, rekan-rekan Najib telah mencuri dan mencuci uang sebesar 4,5 miliar dolar AS dari dana tersebut.
Sekitar 700 juta dolar AS dilaporkan masuk ke rekening bank pribadi Najib. Sementara 30 juta dolar AS diduga telah digunakan untuk membeli perhiasan oleh istrinya.
Sebuah manifesto penerbangan yang bocor ke publik telah mengungkapkan Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, berencana untuk pergi ke Indonesia dengan jet pribadi pada Sabtu (12/5). Namun Najib kemudian menyatakan dia akan menghormati larangan bepergian dan akan tetap berada di negaranya bersama dengan keluarganya.
Mahathir telah menunjuk seorang etnis Cina sebagai menteri keuangan, etnis minoritas pertama yang memegang posisi kuat dalam 44 tahun. Penunjukan Lim Guan Eng, akuntan yang memimpin Negara Bagian Penang sejak 2008, mencerminkan reformasi yang telah dijanjikan oleh aliansi Mahathir, untuk mengendalikan perpecahan rasial di Malaysia selama beberapa dekade.
"Jabatan menteri keuangan telah dipegang oleh etnis Muslim Melayu sejak 1974. Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang Cina, saya orang Malaysia. Saya akan memastikan kepentingan semua orang Malaysia dilindungi," kata Lim dalam konferensi pers.