Ahad 13 May 2018 16:57 WIB

Anwar Ibrahim Dikabarkan akan Bebas Lusa

Surat pengampunan Anwar Ibrahim dikabarkan tengah dipersiapkan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim. (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim. (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan wakil perdana menteri Malaysia Anwar Ibrahim dikabarkan akan dibebaskan dari penjara pada Selasa (15/5). Putri Anwar, Nurul Izzah, mengatakan surat-surat pengampunan sedang diproses atas dasar ketidakadilan.

Dilansir di The Guardian, Anwar saat ini tengah menjalani masa hukuman penjara keduanya atas kasus sodomi. Banyak pihak percaya penahanan Anwar bermotif politik karena pengadilan mendapatkan tekanan dari mantan perdana menteri Najib Razak yang saat itu berkuasa.

Namun, kemenangan Mahathir Mohamad dalam pemilu 9 Mei lalu yang merupakan kemenangan pertama oposisi dalam 61 tahun, telah membuka jalan bagi Anwar untuk bisa mendapatkan pengampunan penuh. Dalam kesepakatannya, Mahathir mengatakan jika oposisi menang dia akan mengupayakan pengampunan kerajaan bagi Anwar dan kemudian akan menyerahkan jabatan perdana menteri kepadanya.

 

photo
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berbicara selama konferensi pers di Petaling Jaya, Malaysia, Kamis, (10/5).

Pembebasan Anwar akan memasuki lembaran baru hubungan penuh warnanya dengan Mahatir. Ketika Mahathir pertama kali menjabat sebagai perdana menteri, pada 1981 hingga 2003, Anwar adalah anak didiknya dan akan menjadi penerusnya. Namun, pada 1999, Mahathir memenjarakannya dengan tuduhan sodomi.

Anwar dibebaskan dari penjara pada 2004 dan menjadi figur kuat di kubu oposisi, hingga ia akhirnya mencalonkan diri untuk melawan Najib pada pemilu 2013. Pada 2015, ia kembali terjerat kasus sodomi yang dikecam kelompok hak asasi manusia sebagai tuduhan yang tidak adil dan bermotif politik.

Hubungan antara Anwar dan Mahathir masih cukup buruk di tahun ini. Akan tetapi dalam upaya untuk menyingkirkan Najib, Mahathir bergabung dengan oposisi untuk mencalonkan diri sebagai perdana menteri dalam pemilu. Ia kemudian berjanji akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar.

Belum diketahui berapa lama Mahathir akan menjabat sebagai perdana menteri setelah Anwar dibebaskan. Pihak oposisi mengatakan, Mahathir diperkirakan akan menjabat selama dua tahun sebelum menyerahkan kekuasaan, karena Anwar harus memenangkan pemilihan terlebih dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement