REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan Washington akan mencabut sanksi terhadap Korea Utara (Korut) jika negara itu setuju untuk sepenuhnya meninggalkan program senjata nuklirnya.
Pompeo mengatakan AS tidak akan bersedia menginvestasikan uang pembayar pajak untuk membantu Korut. Tetapi AS akan mencabut sanksi untuk membuka jalan bagi investasi swasta Amerika di sektor energi, pertanian dan infrastruktur Korut.
"Apa yang akan didapat Kim dari Amerika adalah yang terbaik, wirausahawan kami, penyedia modal kami. Mereka akan mendapatkan modal swasta. Korea Utara sangat membutuhkan energi untuk rakyat mereka. Mereka sangat membutuhkan peralatan dan teknologi pertanian," katanya di CBS Face the Nation.
Ia mengatakan AS dan Korut dapat menciptakan kondisi untuk kemakmuran ekonomi bagi rakyat Korut. Kemajuan di bidang ekonomi dapat menyaingi Korea Selatan (Korsel).
Pompeo juga menyambut baik rencana Korut yang akan membongkar situs uji coba bom nuklirnya pada akhir Mei. "Setiap situs yang dimiliki Korea Utara dapat menimbulkan risiko pada orang Amerika. Dihancurkan, dihilangkan, dibongkar adalah berita baik bagi rakyat Amerika dan dunia," katanya pada "Fox News Sunday".
Bulan lalu, Pompeo menjadi pejabat AS pertama yang diketahui bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un. Dia kembali lagi ke Korut pekan lalu untuk pertemuan kedua, setelah Kim setuju untuk membebaskan tiga orang Amerika.
Penasehat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton mengatakan pada "State of the Union" CNN bahwa masa depan Korut bisa luar biasa kuat jika mengikuti komitmennya untuk denuklirisasi. "Prospek untuk Korut adalah untuk menjadi negara yang normal, berperilaku dan berinteraksi dengan seluruh dunia seperti Korsel," katanya.