Selasa 15 May 2018 18:25 WIB

Mengenal Ekspedisi Lewis dan Clark

Mereka melakukan ekspedisi dari Mississippi sampai Samudra Pasifik.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Friska Yolanda
Meriwether Lewis dan Willian Clark menjelajahi daerah Amerika dari sebelah barat laut Sungai Mississippi sampai Samudra Pasifik.
Foto: flickr
Meriwether Lewis dan Willian Clark menjelajahi daerah Amerika dari sebelah barat laut Sungai Mississippi sampai Samudra Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi mereka yang bukan lahir dan besar di Amerika Serikat, pasti tidak mengenal dua sosok fenomenal ini. Meriwether Lewis (1774-1809) dan Willian Clark (1770-1838) menjelajahi daerah Amerika dari sebelah barat laut Sungai Mississippi sampai Samudra Pasifik. Jika Anda berkesempatan ke Amerika Serikat, jangan lupa berkunjung ke daerah Seaside, Oregon. Di sana, terdapat patung dua sosok bersejarah itu.

Patung Lewis dan Clark berada di bundaran salah satu sudut Kota Seaside. Uniknya, patung ini menghadap ke Samudera Pasifik, di antara hotel-hotel berbintang yang bertebaran di sekitar pantai. Patung ini dibangun di Seaside karena keduanya menjelajahi AS melalui sungai Missouri, dan menemukan jalan darat atau sungai yang mengarah ke Pasifik. Tempat itu kini bernama Seaside.

Lewis dan Clark melakukan ekspedisi atas perintah Presiden Thomas Jefferson ingin mengetahui lebih banyak tentang daerah Louisiana, yang dibeli dari Perancis pada tahun 1803. Ekspedisi ini dimulai pada tahun 1804-1806, dan keduanya berangkat dari St. Louis berlayar menyusuri sungai Missouri sampai ke Dakota Utara.

Ekspedisi yang terkenal dengan nama 'The Lewis and Clark Expedition', merupakan ekspedisi darat pertama yang dilakukan pemerintah AS saat itu. Perjalanan ini mengukir sejarah bagaimana akhirnya peta daerah Northwest dibuat. Selama ekspedisi berlangsung, Lewis dan Clark membuat kurang lebih 140 peta. Keduanya juga akhirnya percaya bahwa pegunungan Rocky (Rocky Mountains) bisa dilintasi hanya dalam satu hari. Selama ekspedisi mereka Lewis dan Clark menempuh jarak 12.872 kilometer dalam 28 bulan.

Dalam perjalanan tersebut mereka juga menemukan fakta bahwa jalur sungai tak semudah kelihatannya. Banyak kendala yang mereka hadapi selama perjalanan dimulai. Lalu lintas di sungai yang berbahaya mengakhiri persepsi bahwa masa depan perdagangan melalui jalur air tak bisa terus menerus diharapkan, dilansir laman History. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement