Rabu 16 May 2018 18:02 WIB

Nasib Anwar Ibrahim di Tangan Mahathir Mohamad

Istri Anwar Ibrahim kemungkinan mundur dari jabatannya sebagai wakil perdana menteri.

Red: Nur Aini
 Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim, resmi bebas dari hukuman penjara, Rabu (16/5).
Foto: AP/Vincent Thian
Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim, resmi bebas dari hukuman penjara, Rabu (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Salah satu foto paling berkesan dari Malaysia pekan lalu adalah foto Anwar Ibrahim berdiri di depan televisi menyaksikan hasil pemilu negara itu dari Pusat Rehabilitasi Cheras di Kuala Lumpur. Anwar adalah pasien di rumah sakit tersebut. Sekaligus seorang tahanan.

Di layar kaca, tampak pria yang bertanggung jawab atas pemenjaraan Anwar pada 1998. Pria itu juga di balik pembebasan dan pengampunan yang diterima Anwar, Rabu (16/5) hari ini.

Masa depan Anwar, setelah dibebaskan, masih berada di tangan Dr Mahathir Mohamad. Pengangkatan Anwar menjadi perdana menteri, mungkin dalam kurun waktu dua tahun ke depan, tergantung apakah Dr Mahathir menepati janjinya untuk mundur sebagai pemimpin Pakatan Harapan yang kini memerintah.

Kedua tokoh tersebut saling membutuhkan. Pakatan Harapan merupakan koalisi Anwar, tetapi sekaligus jadi koalisi yang berhasil menang hanya karena warga Malaysia memilih Mahathir pekan lalu.

Penasihat hukum Anwar, Sivarasa Rasiah, yang juga seorang anggota parlemen, yakin bahwa Dr Mahathir akan menepati janjinya, meskipun dia menjawabnya dengan syarat.

"Dalam politik segalanya mungkin," kata Sivarasa kepada wartawan ABC Adam Harvey.

Kubu Anwar Ibrahim menguasai hampir 100 dari keseluruhan kursi Pakatan Harapan. Kubu tersebut hanya kurang 12 kursi untuk menjadi mayoritas secara langsung.

 

"Dia berumur 92 tahun. Dia seharusnya menjabat satu tahun - mungkin kurang. Kami akan memberinya kesempatan bekerja," katanya lagi.

Istri Anwar, Wan Azizah, kini merupakan wakil perdana menteri Malaysia yang baru. Menurut dia, Dr Mahathir setuju untuk mundur di tengah masa jabatannya. Perdana Menteri Malaysia menjabat selama lima tahun.

Ada kemungkinan Wan Azizah juga akan mundur untuk membuka jalan bagi kembalinya Anwar ke panggung politik.

Pengampunan dari Raja sebagai kepala negara hari ini akan memungkinkan Anwar untuk terjun kembali ke politik. Namun dia harus terpilih terlebih dahulu sebagai anggota parlemen melalui pemilu sela.

"Lalu dia jadi anggota parlemen," ujar Sivarasa. "Tapi apakah dia akan langsung masuk di kabinet, saya kira, dia belum memberikan isyarat yang jelas."

"Saya yakin dia ingin menjadi perdana menteri berikutnya. Hanya saja, saya kira dia perlu memberikan Dr Mahathir ruang gerak yang dia perlukan," ujarnya.

 

"Saya pikir rakyat menghendaki Anwar. Hal itu sangat jelas dan akan terwujud," tambah Sivarasa Rasiah.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-05-16/masa-depan-anwar-ibrahim-masih-di-tangan-mahathir/9766424
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement