Sabtu 19 May 2018 06:57 WIB

Terduga Pelaku Penembakan di Texas Masih Remaja

Terjadi penembakan di sekolah di Texas Amerika Serikat yang menewaskan 10 siswa.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andri Saubani
Seorang remaja putri berpelukan dengan ibunya seusai insiden penembakan di SMA Santa Fe, Texas, Amerika Serikat, Jumat (18/5).
Foto: Michael Ciaglo/Houston Chronicle via AP
Seorang remaja putri berpelukan dengan ibunya seusai insiden penembakan di SMA Santa Fe, Texas, Amerika Serikat, Jumat (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SANTA FE -- Pejabat Texas, Amerika Setikat, menduga seorang pelajar berusia 17 tahun dalam kasus pembunuhan dalam penembakan 10 orang, termasuk sesama murid. Insiden ini terjadi di sekolah menengah pada Jumat (18/5) dalam sebuah serangan yang mirip dengan pembantaian di sekolah menengah di Florida sebelumnya tahun ini.

Pria bersenjata itu diidentifikasi oleh penegak hukum sebagai Dimitrios Pagourtiz. Pagourtiz melepaskan tembakan di ruang kelas di SMA Santa Fe sesaat sebelum jam pelajaran dimulai. Para siswa yang panik melarikan diri setelah melihat teman sekelas terluka dan membunyikan alarm kebakaran yang memicu evakuasi penuh. Sebanyak 10 orang terluka dalam serangan itu.

"Itu adalah yang terbaru dalam serangkaian penembakan mematikan di sekolah-sekolah AS," ujar Gubernur Texas Greg Abbott.

Pada Februari, sebanyak 17 remaja dan pendidik ditembak mati di sekolah menengah Parkland, Florida pada Februari. Pembantaian ini memicu perdebatan panjang negara tentang kepemilikan senjata.

Kantor Sherif Galveston County mengidentifikasi Pagourtzis dan dituduh melakukan pembunuhan besar-besaran dalam sebuah unggahan Facebook. Abbot mengatakan, tersangka telah menggunakan senapan dan revolver 38 yang diambil dari ayahnya dalam penembakan massal paling mematikan keempat di sekolah negeri AS.

"Ia tidak hanya ingin melakukan penembakan itu, tetapi ia ingin bunuh diri setelah penembakan itu," katanya. Namun ia tidak memiliki keberanian untuk bunuh diri.

Selain Pagourtzis, dua orang lainnya juga ditahan. Alat peledak juga ditemukan di sekolah, terletak sekitar 48 km tenggara Houston. Polisi saat ini sedang mencari dua rumah dan kendaraan yang berhubungan dengan tersangka. Polisi juga menemukan beberapa bahan peledak rakitan.

Sekolah ini memiliki sekitar 1.462 siswa. Presiden AS Donald Trump menyebut pembantaian sekolah teranyar ini benar-benar mengerikan.

"Pemerintah saya bertekad untuk melakukan segala daya kami untuk melindungi murid-murid kami, mengamankan sekolah kami dan menjaga senjata dari tangan orang-orang yang menjadi ancaman bagi diri mereka sendiri dan orang lain," ujar dia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement