Sabtu 19 May 2018 07:42 WIB

Cambridge Analytica Daftarkan Status Pailit di AS

Cambridge Analytica mengalami penurunan tajam dalam bisnisnya.

Cambridge Analytica, perusahaan yang diduga membocorkan data pengguna Facebook untuk kepentingan politik.
Foto: EPA
Cambridge Analytica, perusahaan yang diduga membocorkan data pengguna Facebook untuk kepentingan politik.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Cambridge Analytica, konsultan politik di pusat skandal keamanan data pengguna Facebook Inc, mengajukan kepailitan Bab 7 di Amerika Serikat pada Kamis (17/5) malam. Pada Maret lalu, Cambridge Analytica, yang disewa oleh tim kampanye pemilihan Presiden AS Donald Trump, diduga menggunakan data 87 juta pengguna Facebook secara tidak benar mulai 2014.

Cambridge Analytica dan perusahaan induknya, SCL Elections Ltd mengatakan awal bulan ini, bahwa mereka akan segera tutup dan memulai proses pailit setelah mengalami penurunan tajam dalam bisnis. Petisi untuk mengajukan pailit diajukan di Pengadilan Kepailitan AS di Distrik Selatan New York dan ditandatangani atas nama dewan Cambridge Analytica oleh Rebekah dan Jennifer Mercer, putri miliarder Robert Mercer.

Keluarga Mercer adalah salah satu donatur terbesar Trump. Adapun, Cambridge Analytica LLC memiliki aset di kisaran 100,001 - 500.000 dolar AS dan kewajiban dalam kisaran 1 juta - 10 juta dolar AS.

Cambridge Analytica yang berbasis di London diciptakan pada 2013 pada awalnya dengan fokus pada pemilihan umum AS. Menurut sebuah laporan New York Times, dengan dana 15 juta dolar AS dari Mercer, Cambridge Analytica disewa oleh mantan penasihat Gedung Putih Trump Steve Bannon.

Sementara itu, Facebook telah menghadapi banyak penyelidikan di Amerika Serikat dan Eropa terkait penanganan data pribadi pengguna. Skandal kebocoran data ini telah merugikan saham perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu.

Zuckerberg telah muncul di hadapan komite kongres AS untuk memberi kesaksian tentang keamanan data dan akan segera bertemu dengan para pemimpin Parlemen Eropa. Pihak Facebook mengatakan, pada Senin lalu bahwa pihaknya telah menangguhkan sekitar 200 aplikasi dalam tahap pertama peninjauannya pada aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data pengguna sebelum perusahaan membatasi akses data.

photo
Infografis Skandal Cambridge Analytica

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement