REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Seorang pria di Florida tewas karena rokok vapor yang ia gunakan tiba-tiba meledak dan dua pecahan vapor tersebut menusuk kepalanya. Tallmadge D'Elia (38) merupakan korban yang tewas karena rokok elektronik pertama di Amerika Serikat.
Dilansir di Fox News, D'Elia yang meninggal pada Sabtu (5/5) ini juga mengalami luka bakar 80 persen di tubuhnya. Petugas kebakaran datang karena adanya alarm kebakaran dan menemukan korban di dalam sebuah rumah di St Petersburg.
"Ini sangat mengejutkan. Tidak ada orang tua yang mau kehilangan anaknya dengan cara seperti ini. Seseorang berusia 38 tahun tidak seharusnya meninggal. Saya dan ibunya merasa sangat hancur," kata ayah korban, Christopher D'Elia, dilansir di ABC Action News, Ahad (20/5).
Laporan menyebutkan rokok vapor tersebut tidak meledak, namun diperkirakan ada masalah dengan baterai atau alat penyemprotnya. Perusahaan pembuat vapor mengakui pihaknya sebelumnya pernah menemui masalah terkait baterai.
"Saya tidak tahu banyak soal teknologi vapor. Saya merasa apa yang dilakukannya tidak menarik dan memintanya tidak merokok di dalam rumah karena saya tidak suka baunya. Saya dan ibunya tidak ada di rumah, jadi mungkin saat itulah ia menggunakannya di dalam rumah," kata dia.
Sementara keadaan yang sebenarnya di sekitar ledakan tidak diketahui, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit setempat menyarankan untuk tidak membawa baterai rokok elektronik di kantong. Hal ini agar baterai terhindar dari kontak dengan koin, kunci, atau benda logam.
Selain itu, disarankan juga untuk melakukan pengisian perangkat pada permukaan yang datar dan jauh dari apapun yang dapat terbakar. Diimbau juga untuk menghindari pengisian baterai saat tidur atau meninggalkannya tanpa pengawasan.