Senin 21 May 2018 13:35 WIB

Taliban Klaim Tewaskan 34 Personel Keamanan Afghanistan

Pemerintah Afghanistan menawarkan perundingan damai dengan Taliban.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pejuang Taliban, Afghanistan
Pejuang Taliban, Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Milisi Taliban melancarkan serangan ke sejumlah pos pemeriksaan di Provinsi Ghazni, Afghanistan, pada Ahad (20/5). Sebanyak 17 personel keamanan tewas dalam kejadian tersebut.

Seperti dilaporkan laman Anadolu, Ketua Dewan Provinsi Ghazni Lateefa Akbari mengungkapkan, Taliban menyerbu dua pos pemeriksaan dan membakar lebih dari 100 rumah personel keamanan di distrik Ajristan.

 

Juru bicara gubernur provinsi Mohammad Arif Noori mengonfirmasi tewasnya 17 personel keamanan. Ia juga mengatakan, 50 milisi Taliban turut tewas dalam kontak senjata di sana.

Namun Taliban merilis informasi berbeda dari pemerintah. Taliban mengklaim telah membunuh 34 personel keamanan dan menahan 12 orang lainnya. Berdasarkan laporan media setempat, Tolo News, konfrontasi masih berlangsung di wilayah tersebut.

Secara terpisah Departemen Pertahanan Afghanistan mengumumkan Pasukan Khusus telah dikirim ke Provinsi Ghazni guna menghadapi milisi Taliban. Dalam sebuah pernyataan kementerian mencatat setidaknya 110 teroris atau milisi telah tewas dalam serangan udara dan darat dalam 24 jam terakhir di seluruh Afghanistan.

Pemerintah Afghanistan telah menawarkan perundingan damai dengan Taliban. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bahkan tak mengajukan syarat apa pun kepada Taliban bila mereka bersedia duduk di meja perundingan.

 

"Pemerintah menawarkan perundingan damai kepada Taliban tanpa syarat apapun," kata Ghani dalam sambutannya saat konferensi Kabul Process yang dihadiri pejabat dari 25 negara pada akhir Februari lalu.

Pada pertengahan April lalu, Ghani mengajak Taliban berpartisipasi dalam pemilu distrik dan parlemen yang akan datang. Ghani menilai ini adalah saat yang tepat bagi Taliban untuk memulai kegiatan politik. "Jika mereka (Taliban) percaya bahwa mereka memiliki akar di antara rakyat Afghanistan, maka pemilihan adalah sebuah kesempatan," katanya.

Namun tawaran Ghani tampaknya tak menggugah Taliban. Pada 25 April Taliban mengumumkan serangan musim semi baru. Sejak saat itu, konfrontasi bersenjata terjadi di sejumlah provinsi di negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement