REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Seorang pendaki Jepang yang sebelumnya kehilangan sembilan jari tangannya tewas saat mencoba mencapai puncak Gunung Everest.
Nobukazu Kuriki (35 tahun) ditemukan tewas di tendanya oleh orang- orang Sherpa (etnis Nepal) pada Senin (21/5) pagi, kata pejabat pemerintah Nepal, seperti dilaporkan BBC.
Itu adalah usaha kedelapannya untuk mendaki gunung tertinggi di dunia. Kuriki adalah pendaki kedua yang mati di Everest dalam beberapa hari terakhir, setelah seorang warga Makedonia meninggal di tempat yang lebih tinggi pada hari Ahad (20/5).
Perusahaan yang mengorganisir ekspedisi Kuriki mengatakan pihaknya sudah mengatur agar tubuh korban segera dikembalikan ke ibukota Nepal, Kathmandu.
"Tidak ada rincian lebih lanjut tentang kematiannya, karena hubungan komunikasi yang buruk," kata pejabat pariwisata Gyanendra Shrestha kepada Reuters.
Kuriki menderita radang dingin yang parah selama pendakian pada tahun 2012 dan kehilangan sembilan jari tangannya. Namun, tekadnya untuk mencapai puncak belum pudar, dan dia kembali lagi pada tahun 2015.
Dia telah mendokumentasikan perjalanan terakhirnya dalam video di Facebook; sebuah pesannya pada hari Ahad berbunyi: "Saya merasakan kesakitan dan kesulitan dari gunung ini."
Mayatnya ditemukan di kamp 2, sekitar 1.400 m (4.600 kaki) di bawah puncak gunung 8.848 m (29.029 kaki). Hampir 350 pendaki telah diberi izin untuk mendaki Everest tahun ini, dibantu oleh lebih dari 500 pemandu dan porter Nepal.