REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, dunia tidak akan menerima kebijakan sepihak yang kerap dilakukan Amerika Serikat (AS). Komentar itu dia ungkapkan setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menetapkan 12 tuntutan untuk dimasukkan dalam perjanjian nuklir baru.
Rouhani menegaskan, Iran merupakan sebuah negara merdeka yang dapat menentukan nasibnya sendiri. Dia mengatakan, Teheran akan melanjutkan segala kebijakan yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan nasional mereka.
"Siapa Anda untuk memutuskan sesuatu bagi Iran dan dunia? Era AS untuk membuat keputusan sudah berakhir," kata Hassan Rouhani seperti diwartakan Aljazirah, Selasa (22/5).
Sebelumnya, Mike Pompeo memaparkan 12 tuntutan untuk dimasukkan dalam perjanjian nuklir baru dengan Iran. Dia mengancam akan menjatuhkan sanksi terberat dalam sejarah kepada Iran jika belasan permintaan itu tidak diikutsertakan dalam perjanjian nuklir yang baru.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan, segudang permintaan yang dituntut AS akan sangat sulit untuk dipenuhi. Menurutnya, hal itu tidak akan bisa didapatkan dalam waktu dekat. "Saya rasa pada akhirnya, kami akan kembali pada JCPOA (kesepakatan nuklir) seperti yang kami bayangkan pada awalnya, tapi itu tentu membutuhkan waktu yang lama," kata Boris Johnson.
Sementara, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini juga melakukan kritik terhadap langkah yang diterapkan AS seperti yang dikemukakan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Mogherini mengatakan, Pompeo telah gagal untuk menunjukkan bagaimana JCPOA yang telah hancur dapat membuat Timur Tengah lebih aman.
Dia menegaskan, tidak ada alternatif yang lebih baik dari pada pakta JCPOA yang telah diabaikan Trump. Dia mengatakan, UE akan terus menjaga pakta tersebut jika Iran tetap menunjukan komitmen serupa.