REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pesawat Israel menghancurkan sebuah kapal yang ditambatkan di kota Gaza pada Rabu (23/5) dini hari. Militer Israel mengatakan, pesawat menargetkan militer milik pasukan angkatan laut Hamas dan infrastruktur teror bawah tanah milik Hamas di Jalur Gaza utara.
Menurut militer Israel, serangan udara itu dilakukan sebagai tanggapan atas insiden pada Selasa (22/5) saat sekelompok orang dari Gaza menerobos pagar perbatasan ke Israel dan membakar pos tentara. Sebuah tank Israel kemudian menargetkan pos pengamatan Hamas. Tidak ada korban dilaporkan.
Baca juga, Inggris Minta PBB Selidiki Pembantaian Israel di Gaza
Penduduk Gaza mengatakan kapal yang terkena rudal dibakar. Israel mempertahankan blokade laut di Jalur Gaza dan di masa lalu menghentikan kapal lain mencapai pantai.
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.
Kekerasan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza mencapai puncaknya pada 14 Mei ketika 60 demonstran Palestina tewas oleh tembakan Israel. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sejak protes perbatasan dimulai pada 30 Maret, 110 warga Palestina telah tewas.
Gaza telah dikendalikan sejak 2007 oleh Hamas. Israel dan Mesir, dengan alasan masalah keamanan, mempertahankan blokade de facto di Gaza, yang telah memperburuk ekonomi Gaza.
Dua juta orang Palestina tinggal di daerah sempit di Gaza. Sebagian besar keturunan pengungsi yang melarikan diri atau diusir dari tempat tinggal mereka selama pertempuran antara pasukan Yahudi dan Arab pada saat Israel didirikan.