REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji meningkatkan perekonomian Turki dan menaikkan standar hidup dan penghasilan warganya. Hal itu dia sampaikan pada pidato kampanye jelang pemilihan umum.
Turki akan menyelenggarakan pemungutan suara untuk memilih presiden dan parlemen pada 24 Juni 2018. Bersama Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan mengusung slogan "Parlemen Yang Kuat, Pemerintahan Yang Kuat, Turki Kuat".
"Tujuan baru Turki adalah berada di antara negara-negara berpenghasilan tinggi. Turki tidak hanya akan mandiri dalam industri pertahanan, tetapi juga akan menjadi salah satu negara pengekspor utama," ungkapnya.
Dia juga bertekad lebih banyak melibatkan kaum hawa dalam perekonomian. Partisipasi angkatan kerja perempuan ditargetkan melonjak hingga lebih dari 40 persen hingga akhir 2023.
Selama berada di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. Namun, belakangan nilai mata uang Lira Turki agak terpukul dan kehilangan 20 persen nilainya terhadap dolar.
Erdogan telah menentang untuk menaikkan suku bunga karena menganggapnya sebagai musuh dari pertumbuhan ekonomi. Bagaimanapun, momen pemilu dapat menunjukkan bahwa pemimpin Turki memiliki kontrol yang lebih besar atas ekonomi.
Politikus 64 tahun kelahiran Istanbul itu menjabat sebagai Presiden Turki sejak 2014. Sebelumnya, pada periode 2003-2014, Erdogan memegang posisi Perdana Menteri, dikutip dari laman Al Araby.