Ahad 27 May 2018 08:26 WIB

Puluhan Orang Tewas di Somalia Akibat Cuaca Ekstrem

Banjir dan topan melanda Somalia.

Red: Nur Aini
Cuaca ekstrem (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JUBALAND -- Sedikitnya 21 orang telah tewas dan ribuan orang lainnya terdampak banjir dan topan di Somalia. PBB mengatakan hujan lebat mengguyur sebagian wilayah Afrika pada Jumat malam (25/5).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan banjir dan topan berdampak pada 800 ribu orang. Sebanyak 230 ribu orang kehilangan mata pencaharian, ternak, dan tempat berlindung.

"Sejauh ini, 21 orang dikonfirmasi tewas termasuk sembilan di Negara Bagian Hirshabelle, empat di Negara Bagian Jubaland dan delapan di Wilayah Banadir," kata OCHA.

Pemerintah Somalia dan mitra kemanusiaan memerlukan 80 juta dolar AS untuk meringankan dampak banjir. Lembaga bantuan juga berusaha memanfaatkan hujan saat ini untuk potensi pertanian guna menangani kondisi rawan pangan yang bertambah parah karena kemarau berkepanjangan.

Menurut PBB, paruh pertama musim hujan Gu Somalia, yang berawal pada Maret, telah mencatat jumlah curah hujan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Hal itu menyamai hujan lebat yang terakhir kali dialami oleh Somalia pada 1981.

"Satu pekan terakhir, aktivitas hujan di seluruh Somalia dan di dataran tinggi Ethiopia telah berkurang," kata Managemen Informasi Tanah dan Air Somalia (SWALIM) yang dikelola Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). Namun, permukaan air sungai masih tinggi dan banjir terus terjadi di sepanjang Shabelle, sementara permukaan air berkurang di hilir Sungai Juba.

Di Kota Kecil Belet Weyne dan daerah di sekitar Negara Bagian Hirshabelle, air banjir menyusut. Sementara ketinggian banjir di Bulo Burto dan jalalasqi telah meningkat.

"Curah hujan diperkirakan makin berkurang," kata OCHA.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement