REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia berencana untuk mengembangkan pulau yang berada di Selat Singapura. Salah satu yang menjadi target pengembangan itu adalah pulau Middle Rock yang berada dekat dengan Selat Singapura.
"Kami berniat untuk mengembangkan Middle Rock sehingga kami dapat membentuk pulau kecil bagi negara kami," kata Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam sebuah konferensi pers, Rabu (30/5).
Selat Singapura merupakan perairan yang berada dekat dengan Laut Cina Selatan (LCS). Laut tersebut merupakan wilayah sengketa antara Malaysia dan Singapura. Ada tiga pulau yang berada di perairan konflik tersebut di antaranya Middle Rock dan Pedra Branca.
Klaim Malaysia dan Singapura terhadap kedua pulau tersebut sebelumnya telah dianulir oleh Mahkamah Internasional (ICJ). Lembaga tersebut tidak mengakui klaim Malaysia terhadap Middle Rock dan klaim Singapura terkait Pedra Branca.
Pengembangan pulau itu sekaligus merupakan tantangan pemerintah Malaysia terhadap keputusan ICJ. Kendati demikian, Mahathir belum merinci rencana pengembangan pulau tersebut.
Dia hanya mengatakan jika rencana pengembangan pulau hingga kini masih belum rampung. Pemerintah Singapura juga belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana tersebut.
Meski demikian, Singapura memantau dengan ketat aktifitas Malaysia di perairan sengketa tersebut. Hal itu menyusul perairan Selat Singapura merupakan jalur strategis dan menjadi salah satu perlintasan kapal tersibuk di dunia.
Pemerintah Malaysia sebelumnya telah meresmikan pangkalan maritim bernama Abu Bakar di pulau Middle Rocks. Negeri Jiran membangun sebuah pelabuhan, mercusuar, dan helipad. Pembangunan fasilitas itu juga sempat diunggah di media sosial oleh Sultan dari negara bagian Johor Malaysia.
Keputusan untuk mengembangkan kawasan tersebut datang setelah pemerintah Singapura membatalkan pembangunan rel penghubung antara Kuala Lumpur dan Ibu Kota Singapura. Menteri Perdagangan Singapura mnegaku hingga kini negaranya belum mendapatkan komunikasi resmi dari pemeritnah Malaysia terkait isu tersebut.