Senin 04 Jun 2018 10:03 WIB

Tiga Pejabat Militer Korut Dilaporkan Dipecat

Pejabat yang dipromosikan berusia lebih muda.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Friska Yolanda
Korea Utara
Foto: Corbis
Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pada Ahad (3/6) bahwa tiga pejabat militer Korea Utara (Korut) telah dibebaskantugaskan dari jabatan mereka. Pejabat AS tersebut mengatakan ketika Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersiap untuk bertemu pada 12 Juni di Singapura.

Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonimitas, mengomentari sebuah laporan oleh kantor berita Korea Selatan (Korsel)Yonhap bahwa ketiga pejabat militer senior Korut diyakini telah diganti. Pejabat tersebut meyakini ada beberapa pertikaian di militer tentang pendekatan Kim ke Korsel dan AS. Namun, pejabat AS itu tidak mengidentifikasi tiga pejabat militer.

Sementara Yonhap mengidentifikasi mereka sebagai Kepala Pertahanan Pak Yong-sik, Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA)Ri Myong-su, dan Direktur Biro Politik Umum KPAKim Jong-gak.

Mengutip seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya, Yonhap mengatakan No Kwang Chol, wakil menteri pertama dari Kementerian Angkatan Bersenjata, telah menggantikan Pak Yong-sik sebagai kepala pertahanan, sementara Ri Myong-su digantikan oleh deputinya, Ri Yong-gil.

Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, CIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional tidak segera menanggapi permintaan untuk mengeluarkan komentar resmi.

Kementerian unifikasi dan pertahanan Korsel menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut. Sementara seorang pejabat di Kementerian Unifikasi mengatakan pemerintah sedang mengamati situasi kepemimpinan di Utara dengan sangat erat.

Semua pejabat yang baru dipromosikan lebih muda dari pendahulu mereka, menurut Yonhap, terutama Ri Yong-gil (63 tahun), yang 21 tahun lebih muda dari Ri Myong-su. "Ini menunjukkan dua hal: konsolidasi kekuasaan Kim Jong-un sebagai satu-satunya pemimpin Korut dan memperkuat kerja sama antara partai dan militer Utara sebagai negara yang bekerja untuk pengembangan ekonomi lebih lanjut," kata Yang Moo-jin, profesor di University of North Korean Studies di Seoul.

Pengganti Jendral Kim Su-gil, Kim Jong Gak yang menjabat sebagai direktur Biro Politik Umum KPA dikonfirmasi dalam laporan media negara Korut bulan lalu ketika Kim Su-gil menemani Kim Jong-un dalam perjalanan bimbingan lapangan ke zona wisata pantai dengan pejabat lainnya. Pembicaraan tingkat rendah AS-Korut untuk mempersiapkan KTT terus berlanjut tetapi hanya membuat "kemajuan yang terhenti", menurut penjelasan resmi kedua pejabat AS pada diskusi.

Pejabat itu mengatakan upaya negosiator AS untuk mendesak definisi denuklirisasi langsung, komprehensif, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah oleh Korut telah mendapat pertentangan dari Gedung Putih.

Trump pada hari Jumat menghidupkan kembali KTT setelah membatalkannya sepekan sebelumnya. AS sedang mencari akhir perundingan untuk program senjata nuklir Korut.

Trump menginginkan Korut untuk "denuklirisasi," yang berarti menyingkirkan persenjataan nuklirnya, dengan imbalan terbebas dari sanksi ekonomi. Kepemimpinan Korut diyakini menganggap senjata nuklir sangat penting untuk kelangsungan hidupnya.

Dalam perubahan yang luar biasa dalam nada delapan hari setelah membatalkan KTT, mengutip 'permusuhan terbuka' Pyongyang, Trump menyambut mantan kepala intelijen Korut, Kim Yong-chol, ke Gedung Putih pada hari Jumat. Setelah itu keduanya bertukar senyum dan berjabat tangan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement