REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepala staf Presiden Perancis Emmanuel Macron, Alexis Kohler diselidiki karena dugaan penjualan pengaruh dan konflik kepentingan.
Kantor kejaksaan keuangan mengatakan sedang memeriksa apakah Kohler telah melanggar peraturan layanan sipil ketika dia menangani masalah yang berkaitan dengan Perusahaan Pelayaran Mediterania (MSC), seperti dilansir di BBC, Senin (4/6).
Dia membantah melakukan kesalahan. Keluarganya memiliki hubungan dengan MSC Italia-Swiss. Kohler dan Macron keduanya belajar di lembaga elit Sciences Po dan ENA. Kohler (45 tahun) adalah salah satu pembantu terdekat presiden.
"Tuduhan terhadap Kohler benar-benar tidak berdasar," kata pernyataan Istana Elyse.
Pengawas anti-korupsi Prancis, Anticor, mengajukan tuntutan pidana terhadapnya. MSC mengamankan beberapa kontrak negara saat Kohler menjadi pejabat senior di kementerian ekonomi.
Pada tahun 2016 Kohler bergabung dengan MSC sebagai direktur keuangan, namun kemudian ia bekerja pada Macron untuk mengejar posisi kepresidenan. Dia dihargai dengan posisi staf puncak di Istana Elyse pada Mei 2017.
Anticor mengatakan pengaduannya didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh situs berita Prancis Mediapart. Kohler telah digambarkan sebagai satu-satunya rekan dekat Macron yang pendapatnya sangat dihargai presiden. Kohler juga yang mengumumkan untuk memilih Edouard Philippe sebagai perdana menteri Perancis.