REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Militer Israel menembak mati seorang warga Palestina di Tepi Barat pada Rabu (6/6). Menurut militer Israel, serangan itu dilakukan setelah seorang warga Palestina melempari tentara dengan batu.
Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan lebih dari 10 orang Palestina mencoba untuk mengganggu pasukan yang melakukan penangkapan di desa Nabi Saleh. Salah satu dari mereka melemparkan batu ke arah seorang tentara dan mengenai kepalanya.
"Tentara itu membalas dengan menembaki orang Palestina. Ia lalu terluka dan diberi perawatan medis di tempat kejadian. Dia dirawat di tempat kejadian dan kemudian dinyatakan mati. Tidak ada pasukan kami yang terluka. Insiden itu akan diselidiki," kata pernyataan militer.
Kementerian Informasi Palestina mengatakan pasukan Israel telah membunuh Ezz El-Deen al-Tamimi (21 tahun). "Eksekusi Tamimi dengan tiga peluru dari jarak dekat. Ini membuktikan betapa rakyat kita membutuhkan perlindungan internasional terhadap mesin perang Israel," kata Kementerian.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967. Di bawah perjanjian perdamaian sementara, warga Palestina menjalankan pemerintahan sendiri terbatas di daerah itu, bersama dengan Jalur Gaza, untuk sebuah negara masa depan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Militer Israel menguasai sebagian besar wilayah Tepi Barat. Mereka menjaga 400 ribu pemukim Yahudi yang saat ini tinggal di sana di antara sekitar tiga juta orang Palestina. Pembicaraan perdamaian yang ditengahi AS gagal pada 2014.
Agresi Israel terhadap Palestina telah menarik perhatian internasional dalam beberapa bulan terakhir setelah setidaknya 120 orang Palestina tewas selama protes di perbatasan Israel dengan Jalur Gaza. Salah satu warga Palestina yang tewas yakni Razan Al-Najar, seorang perawat. Dia ditembak mati militer Israel pada saat menyelamatkan para demonstran Palestina, Jumat (1/6).
Israel mengatakan banyak peserta protes adalah anggota Hamas. Palestina mengatakan sebagian besar korban tewas dan ribuan orang yang terluka adalah warga sipil tidak bersenjata.