Kamis 07 Jun 2018 08:50 WIB

Misteri Pulau Sentosa, Tempat Trump dan Kim Jong-un Bertemu

Pertemuan Trump dan Kim Jong-un dijadwalkan pada 12 Juni di Singapura.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Pulau Sentosa (Sentosa Island) di Singapura yang direncanakan sebagai lokasi pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, 12 Juni mendatang.
Foto: AP Photos/Adam Schreck
Pulau Sentosa (Sentosa Island) di Singapura yang direncanakan sebagai lokasi pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, 12 Juni mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pertemuan KTT antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akan diadakan di pulau Sentosa, Singapura. KTT dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni.

Dulunya pulau ini pernah menjadi kuburan dan juga dikenal dengan sebutan "Rear Death Island". Dalam bahasa Melayu disebut Pulau Belakang Mati. Istilah itu diberikan karena pulau tersebut pernah menjadi kamp tahanan perang yang dijalankan oleh pasukan Jepang.

Pulau dikembangkan sebagai objek wisata di 1970-an, ketika diperluas melalui reklamasi tanah. Sekarang, pulau Sentosa dikenal sebagai pulau perdamaian dan ketenangan. Pulau tersebut memiliki pantai, hotel, kasino, dan taman hiburan Universal Studios.

Kedua pemimpin akan bertemudi hotel Capella yang merupakan bagian dari perusahaan pengembang real estat Pontiac Land Group. Perusahaan tersebut dimiliki oleh miliarder Singapura keluarga Kwee yang membeli hotel itu dari mantan presiden Ritz Carlton Horst Schulze tahun lalu.

Di Capella, terdapat dua bungalo era kolonial yang digunakan untuk mengakomodasi para perwira artileri Inggris dan ruang makan resimen mereka. Menurut situs web hotel, para petugas mengubur perak resimen di depan ruang makan sebelum invasi Jepang.

Sebagian perak itu diambil dari Malaysia pada tahun-tahun belakangan. Tetapi keberadaan sisanya masih belum diketahui. Menurut pihak hotel sisanya kemungkinan masih terkubur di halaman hotel.

Beberapa turis masih terlihat di Capella pada Rabu (6/6). Meskipun polisi, personel keamanan dan pekerja lainnya berkumpul di hotel mewah itu untuk mempersiapkan pertemuan yang akan dimulai enam hari ke depan itu.

Pihak hotel masih melayani tamu yang telah melakukan reservasi. Namun untuk saat ini hotel sudah tidak menerima pemesanan baru. Hotel tersebut memiliki 112 kamar, suite, villa, dan tanah milik bekas bangsawan, termasuk tanah milik bangsawan kolonial dengan tiga kamar tidur. Tarif hotel satu malamnya mencapai 7.500 dolar AS. Area tersebut memiliki tiga kolam renang, lapangan tenis, dan spa.

Singapura sering menjadi tuan rumah untuk KTT. Namun KTT sebelumnya tidak pernah diselenggarakan di Sentosa. "Itu berarti harus merencanakan strategi keamanan dari awal, "kata Direktur pelaksana grup di Ademco Security Group,Toby Koh. Grup itu menyediakan sistem keamanan untuk bisnis di beberapa negara Asia.

Singapura telah menyatakan semua pulau Sentosa sebagai "area pertemuan khusus". Itu artinya pulau Sentosa akan meningkatkan pemeriksaan keamanan, memperlambat pergerakan lalu lintas, dan melarang penggunaan pengeras suara dan drone.

Menurut pemerintah setempat, kendati pulau Sentosa disibukkan dengan persiapan KTT Trump-Kim. Namun perputaran bisnis di pulau itu akan berjalan seperti biasa. Hanya saja beberapa warga harus rela untuk mengalami sedikit keterlambatan dalam penggunaan transportasi seperti monorel dan kereta gantung. "Sentosa hanya memiliki satu pintu masuk dan jika pintu masuk diblokir sepenuhnya, itu pasti akan menimbulkan ketidaknyamanan besar," kata seorang warga Sentosa, Patricia Siswandjo.

Meskipun tidak ada pengumuman resmi, namun KTT diperkirakan tidak hanya berlangsung di Sentosa. Singapura telah menetapkan daerah terpisah di dekat distrik pusat kota utamanya sebagai zona acara khusus lainnya. Wilayah itu memiliki beberapa hotel mewah, yang dapat menjadi tempat kedua delegasi.

Distrik Orchard Road juga memiliki banyak kedutaan besar, kantor regional Interpol, kondominium, toko-toko, dan mal kelas atas serta beberapa bar dan tempat pijat. The Orchard Towers, adalah rumah bagi kedutaan besar Kamboja dan Rumania. Di sini juga terdapat beberapa perusahaan ternama.

Hotel Shangri-La yang merupakan tempat pertemuan bersejarah antara Presiden Cina Xi Jinping dan pemimpin Taiwan saat itu Ma Ying-jeou pada 2015 diperkirakan akan menjadi tempat tinggal Trump. Akhir pekan lalu, hotel itu menjadi tuan rumah pertemuan Perdana Menteri India Narendra Modi, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, dan menteri pertahanan lainnya untuk dialog tabunan Shangri-La.

Keamanan akan menjadi prioritas terbesar bagi negara yang berpredikat negara paling aman di dunia ini. Menurut para diplomat yang menjadi narasumber, polisi elit Singapura, termasuk Gurkha Contingent, akan mengamankan tempat pertemuan, jalanan dan hotel. "Karena kepekaan yang unik dan kekhasan dari KTT, hampir semua hal yang tidak terduga dapat mempengaruhi pertemuan itu sendiri," kata seorang peneliti, di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam Singapura, Graham Ong-Webb.

AS dan Korut secara teknis masih berperang. Perang Korea 1950-53 hanya diakhiri dengan gencatan senjata. Trump telah mengindikasikan untuk menandatangani dokumen yang secara resmi mengakhiri perang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement