REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah membuka kembali jalan raya antara kota Homs dan Hama pada Rabu (6/6). Pembukaan jalan itu dilakukan sebulan setelah pasukannya merebut kembali wilayah kantong yang dikuasai militan itu. Jalan raya itu telah ditutup selama hampir tujuh tahun.
Pengendara mengibarkan bendera Suriah saat mereka melaju di jalan raya itu. Pembukaan kembali jalan raya itu menandai kemenangan untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dalam beberapa bulan terakhir Assad telah mengambil alih semua wilayah kantong yang dikuasai militan di sekitar ibu kota Damaskus. Assad juga berhasil merebut daerah kantong di sepanjang jalan raya yang telah dikepung selama bertahun-tahun.
Pada 2015 lalu, Assad hanya mengendalikan kurang dari seperlima wilayah Suriah. Namun dengan bantuan Rusia dan Iran, Assad telah memulihkan kendali bagian terbesar negara itu. Tanpa jalan raya, warga harus mengambil rute tidak langsung untuk menempuh jarak 45 km antara kota-kota.
Penduduk dari Talbiseh mengaku lega dengan dibukanya kembali jalan raya. Talbiseh merupakan sebuah kota di utara Homs yang dikendalikan oleh pemberontak hingga awal Mei. "Jika kami ingin pergi ke Homs, kami harus menempuh jarak yang begitu lama. Namun sekarang hanya butuh seperempat jam untuk perjalanan itu,"kata seorang petani Hussein al-Muhammad (42 tahun).
Petani Talbiseh lainnya, Hamoud Alloush (61 tahun) , mengatakan ia selamat dari pengepungan bertahun-tahun dengan mengonsumi makanan yang dapat ia olah sendiri. Dia sudah berkunjung ke Homs dan kembali menjual hasil panennya pada Rabu.
Wilayah Suriah yang signifikan masih berada di luar jangkauan Assad, termasuk hampir semua wilayah utara, sebagian besar wilayah timur, dan sebagian wilayah barat daya. Kepentingan asing di wilayah tersebut akan memperumit perebutan kembali wilayah itu oleh pasukan Assad.