Jumat 08 Jun 2018 17:05 WIB

Australia Setujui Ekstradisi Pembunuh Altantuya ke Malaysia

Malaysia meyakinkan Australia bahwa Sirul akan mendapatkan perlakuan yang adil

Sirul Azhar Umar ditangkap petugas imigrasi di Brisbane.
Foto: abc news
Sirul Azhar Umar ditangkap petugas imigrasi di Brisbane.

REPUBLIKA.CO.ID, Sirul Azhar Umar and is expected to return to the country within a month, a British daily reported. ">PETALING JAYA -- Pemerintah Australia telah menyetujui permintaan Malaysia untuk mengekstradisi pembunuh terpidana Sirul Azhar Umar. Sirul diperkirakan akan kembali ke negara itu dalam waktu satu bulan, kata The Guardian.

Seperti dikutip The Star, Jumat (8/6), mengutip sumber, The Guardian melaporkan bahwa mantan perwira polisi, yang dihukum dan dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, akan meninggalkan Australia. Sebelumnya Australia menolak ekstradisi Sirul karena melanggar hukum negara itu untuk tidak mengirim orang ke negaranya untuk menghadapi hukuman mati.

(Baca: Mahathir Sebut Hukuman Mati Pembunuh Altantuya Bisa Dicabut)

Namun, laporan tersebut mengatakan otoritas Malaysia telah meyakinkan Australia bahwa Sirul akan menerima perlakuan yang adil ketika dia kembali. Sebelumnya Sirul mengatakan bahwa dia siap membantu pemerintah baru untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi asalkan dia diberi pengampunan penuh.

Dia juga menyatakan ketidaksenangannya atas bagaimana pengadilan pembunuhan terjadi, menambahkan bahwa dia hanya mengikuti instruksi pengacaranya. Dia mengklaim bahwa selama persidangan, 'saksi utama' dalam kasus itu tidak dipanggil, dengan demikian, berharap bahwa kasus itu akan didengar sekali lagi.

Pada 2013, Pengadilan Banding membatalkan kalimat Sirul dan Azilah Hadrim, kaki tangannya saat itu. Namun, setelah penuntutan, hukuman mati dijatuhkan oleh Pengadilan Federal.

Sirul kemudian melarikan diri ke Australia di mana dia ditahan oleh Imigrasi Australia setelah Interpol menerbitkan red notice kepadanya. Altantuya (28 tahun) diyakini ditembak mati sebelum tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak di hutan sekunder dekat Dam Subang di Puncak Alam, Shah Alam, pada tahun 2006.

Mahathir Mohamad to ask him to help bring justice in the case of Altantuya. ">Pada tanggal 16 Mei, Presiden Mongolia Khaltmaagiin Battulga menulis surat kepada Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad untuk memintanya untuk membantu membawa keadilan dalam kasus Altantuya. Pemimpin PKR Datuk Seri Anwar Ibrahim menyarankan agar Sirul dibawa kembali ke Malaysia untuk persidangan baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement