REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Pengusaha kontroversial Malaysia Low Taek Jho mengulurkan tangan kepada Perdana Menteri Mahathir Muhammad. Tokoh yang kerap disapa Jho Low ini menawarkan bantuannya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan skandal korupsi 1MDB.
"Tak lama setelah Tun (Mahathir) menjadi PM, Low mengirimkan pengintai bahwa dia bersedia bekerja sama dalam kasus 1MDB," kata sumber pemerintah, dilaporkan Straits Times, Ahad (10/6).
"Pengintai itu dikirim ke orang-orang yang dekat dengan Mahathir. Saya pikir ini menyebabkan Low secara resmi dipanggil oleh pihak berwenang," kata sumber itu.
Low yang juga dikenal sebagai Jho Low itu dipandang sebagai tokoh sentral kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Sementara itu, Mahathir mengatakan kepada wartawan pada Jumat (8/6) bahwa pemerintah berusaha menangkap Low tetapi dia tidak di Malaysia.
"Kami berusaha untuk menangkap Jho Low, tetapi dia tidak di negara ini, dan kami tidak memiliki hak ekstradisi di negara tempat dia tinggal," kata Mahathir kepada wartawan.
Dia tidak mengatakan di negara mana Jho Low tinggal. Komentar Mahathir muncul setelah media melaporkan bahwa pihak berwenang anti-korupsi MACC pada hari Kamis (7/6) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Low.
Low mengatakan melalui pengacaranya pada hari Kamis bahwa dia telah menginstruksikan mereka untuk menanggapi lembaga anti-korupsi. Dia juga mengatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan penyelidikan.
Low tidak pernah memegang peran resmi dalam dana negara tersebut, tetapi ia telah menyarankan investasi dan membantu merundingkan kesepakatan. 1MDB didirikan oleh Perdana Menteri Najib Razak pada tahun 2009.
Lembaga tersebut diduga merupakan subyek pencuri uang dan pencucian uang bernilai miliaran dolar di setidaknya enam negara, termasuk AS, Swiss, dan Singapura.