Selasa 12 Jun 2018 13:47 WIB

Ini Empat Isu Prioritas Indonesia di DK PBB

Indonesia ingin memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas dunia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo didamping Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Sekreteris Negara Pratikno (Mensesneg) memberikan keterangan terkait terpilihnya Indonesia menjadi DK PBB, Selasa (12/6).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Joko Widodo didamping Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Sekreteris Negara Pratikno (Mensesneg) memberikan keterangan terkait terpilihnya Indonesia menjadi DK PBB, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan empat prioritas Indonesia saat duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB) periode 2019-2020 nanti. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6). 

Keempat prioritas tersebut yakni, pertama, memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas dunia dengan memperkuat budaya penyelesaian konflik secara damai. Kedua, Indonesia akan memperkuat sinergi antara organisasi kawasan dan DK PBB.

Baca juga, Indonesia Resmi Jadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

"Dan kita ingin meningkatkan pendekatan komprehensif dalam menangani kejahatan lintas batas termasuk di dalamnya adalah terorisme," kata Jokowi.

Dan terakhir, Indonesia akan berupaya mensinergikan langkah-langkah tercapainya perdamaian dengan pencapaian agenda pembangunan 2030.

Lebih lanjut, terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB ini tak terlepas dari kampanye yang telah dilakukan. Menurut dia, kampanye Indonesia telah dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan dilakukan secara bersih. 

Baca juga, Indonesia Masuk DK PBB, ICMI: Tunjukkan Wajah Islam di Dunia

"Tidak menghamburkan-hamburkan uang dan juga lebih mengedepankan rekam jejak dan visi Indonesia untuk DK PBB," tambahnya. 

Selain itu, kondisi dalam negeri Indonesia yang demokratis, stabil, dan damai dinilainya memiliki kontribusi yang besar dalam keterpilihan Indonesia. Jokowi mengatakan, rekam jejak dan kontribusi diplomasi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia juga turut mendorong negara-negara lain memilih Indonesia. 

"Ketiga, independensi politik luar negeri Indonesia, netralitas politik luar negeri Indonesia. Dan keempat, peran Indonesia dalam menjembatani perbedaan yang ada termasuk negara-negara yang sedang dilanda konflik," jelas Jokowi. 

Baca juga, Di Debat DK PBB, Menlu Retno: Kami tak Takut Terorisme

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement