Selasa 12 Jun 2018 14:02 WIB

Malaysia akan Selidiki Investasi Negara di Inggris

Investasi yang dilakukan di Inggris diduga menggunakan uang rakyat.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Anwar Ibrahim
Foto: Channel News Asia
Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Pemerintah Malaysia mengaku akan melakukan pemeriksaan terhadap kesepakatan proyek Battersea di Inggris. Properti yang berada di samping sungai Thames itu disebut-sebut mengalami masalah dalam proses pembeliannya.

Otoritas Malaysia juga akan melakukan sejumlah investigasi mendalam terkait investasi Negeri Jiran lainnya yang ditanamkan di Inggris. Hal tersebut diungkapkan pemimpin koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim saat melakukan kunjungan ke Inggris.

"Semua kesepakatan yang dinilai mencurigakan, termasuk investasi properti di London harus diinvestigasi dan itu juga berarti Battersea," kata Anwar Ibrahim seperti dikutip Guardian, Selasa (12/6).

Anwar mengatakan, penanaman modal dalam bidang properti di Inggris itu menggunakan uang negara. Dia mengatakan, pemerintah Malaysia harus yakin jika kebijakan itu merupakan investasi yang tepat tanpa dorongan politik atau diarahkan oleh seseorang di Malaysia.

Pembangkit listrik yang berdiri di Battersea merupakan investasi terbesar Malaysia di Inggris. Pembelian fasilitas tersebut dilakukan oleh badan investasi negara, Permodalan Nasional Berhad pada Januari lalu.

Lokasi yang nantinya digunakan sebagai markas besar Apple di Inggris itu dibeli dengan nilai 1,6 juta poundsterling. Anwar mengatakan, pembelian fasilitas yang dilakukan oleh pemerintahan sebelum Mahathir itu menggunakan uang rakyat sipil.

Anwar mengatakan, setiap kesepakatan mulai dari properti hingga pembangunan rel oleh Cina sangat membingungkan. Dia mnegaku telah memantau kebijakan mantan perdana menteri Najib dan bahkan kerap melontarkan kritikan terhadap kebijakan tersebut. "Tapi saya terkejut dia masih ingin lebih dan terus menutupi kegagalan 1MDB bahkan menyangkal segala kesalahan yang dilakukan," kata Anwar.

Dia meminta bantuan pemerintah Inggris terutama Menteri Luar Negeri Boris Jhonson untuk sama-sama memerangi korupsi. Dia juga meminta Inggris untuk memberikan otoritas Malaysia guna melakukan investigasi dan diberikan kerja sama yang diperlukan.

Battersea merupakan proyek seluas 17 hektare yang rencananya melibatkan pembangunan lebih dari 4.000 rumah. Pengembangan proyek lima tahap itu dilakukan oleh BUMN Malaysia yang diperkirakan rampung pada 2028 mendatang.
Baca: Buronan Skandal 1MDB Malaysia Diduga Sembunyi di Makau

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement