REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Mantan bintang NBA Dennis Rodman mengatakan dia menerima panggilan dari Gedung Putih menjelang pertemuan bersejarah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara dari Singapura pada Selasa (12/6) bahwa seorang staf Gedung Putih mengatakan kepadanya bahwa presiden bangga padanya.
Pemain bola basket itu berada di Singapura untuk menghadiri pertemuan puncak. Akan tetapi, Gedung Putih mengatakan dia tidak akan memainkan peran resmi.
Mengenakan kaos cryptocurrency cannabis, kacamata hitam gelap, dan topi "Make America Great Again", Rodman mengatakan kepada CNN bahwa dia hanya senang menjadi bagian dari itu, "karena saya pikir saya pantas mendapatkannya."
Berkaca pada kritik terhadap kunjungannya ke Korut, mantan kontestan "the Celebrity Apprentice" itu menangis. Ia mengaku telah menerima ancaman pembunuhan atas pertemuannya dengan Kim.
Gedung Putih tidak segera menanggapi pertanyaan tentang panggilan kepada Rodman. Rodman bersahabat dengan Kim karena mereka sama-sama cinta bola basket. Namun, dia mengatakan mantan presiden Barack Obama tidak pernah menganggapnya serius.
Rodman menggambarkan Kim sebagai "anak besar" yang ingin melihat dunia. Dia menyatakan harapan bahwa kedua pemimpin tersebut akan membuat kemajuan.
Pada 2014, saat menjadi pembawa acara reality TV, Trump mengatakan komentarnya tentang Rodman di Twitter. "Dennis Rodman mabuk atau menggunakan narkoba (delusional) ketika dia mengatakan saya ingin pergi ke Korut bersamanya. Senang saya memecatnya dari the Celebrity Apprentice!"