Senin 18 Jun 2018 02:44 WIB

Yunani dan Makedonia Akhirnya Tandatangani Perubahan Nama

Proses pergantian nama tersebut masih harus menunggu referendum di kedua negara

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perdana Menteri Macedonia Zoran Zaev (kedua kiri) secara simbolis menyerahkan dasi kepada Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras (kedua kanan) dihadapan komisioner Uni Eropa dalam penandatanganan antar dua negara di Psarades, Florina, Yunani, Senin (17/6)
Foto: ANDREA BONETTI/EPA
Perdana Menteri Macedonia Zoran Zaev (kedua kiri) secara simbolis menyerahkan dasi kepada Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras (kedua kanan) dihadapan komisioner Uni Eropa dalam penandatanganan antar dua negara di Psarades, Florina, Yunani, Senin (17/6)

REPUBLIKA.CO.ID, PRESPES -- Yunani dan Makedonia mengambil langkah besar menyelesaikan sengketa 27 tahun terhadap nama baru untuk bekas republik Yogoslavia tersebut. Yunani dan Makedonia menandatangani perjanjian pengubahan nama Makedonia menjadi Republik Makedonia Utara.

Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Kotzias dan Nikola Dimitrov dari Makedonia menandatangani perjanjian bersejarah pada Ahad (17/6) di desa nelayan kecil, Psarades. Perdana Menteri Alexis Tsipras dan Zoran Zaev hadir, dan pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa (UE) turut menyambut langkah tersebut.

Dilansir di Aljazira pada Ahad (17/6), penandatanganan itu dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras selamat dari mosi tidak percaya atas penanganan sengketa. 

Anggota parlemen oposisi, yang menuduh Tsipras melakukan kompromi berlebihan pada masalah ini, gagal melewati mosi tidak percaya oleh 153 suara ke 127 pada Sabtu (16/6).

Upaya itu dilakukan sehari setelah seorang anggota parlemen dari partai Golden Dawn menyampaikan kata-kata kasar yang mendesak tentara untuk menggulingkan Tsipras. Keamanan diperketat dengan menempatkan pasukan polisi di desa.

Kendati demikian, kesepakatan itu masih membutuhkan persetujuan dari kedua parlemen dan referendum di Makedonia. Persetujuan itu masih jauh dari pasti, karena menghadapi pertentangan keras dari publik Yunani. Bahkan, presiden Macedonia bersumpah untuk memblokir kesepakatan itu.

"Sangat sedikit yang percaya kami akan dapat meninggalkan 26 tahun perselisihan tidak berujung," kata Tsipras.

Sekitar 70 persen orang Yunani keberatan dengan nama kompromi itu berdasarkan laporan sebuah jajak pendapat di koran Proto Thema, Sabtu (16/6). Sekitar 30 km (20 mil) jauhnya di desa Pisoderi, Yunani, sekitar 3.000 orang bersatu melawan kesepakatan itu.

photo
Ribuan orang turun ke jalan di Bitola, Republika Macedonia memprotes penandatanganan pergantian nama antara negaranya dengan Yunani

Sedikitnya enam orang terluka dalam bentrokan dengan polisi yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang marah di sisi bukit.

"Kami tidak menerima apa pun, kami tidak mengenali apa pun. Bagi kami tidak ada yang sah. Makedonia ada di jiwa kita, itulah mengapa kita ada di sini," kata salah seorang peserta aksi Costas Venetikidis.

Tidak jauh dari perbatasan Yunani di kota Bitola di Makedonia, ribuan orang memprotes dengan mengenakan bendera nasional, meneriakkan Ini Makedonia.

"Kesepakatan memalukan ini tidak akan berlalu. Kami akan membela nama dan harga diri Makedonia," kata peserta aksi Petre Filipovski (40 tahun). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement