REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengkritik keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB. Menurut Moskow, keluarnya AS dari dewan tersebut mencerminkan pendekatan unilateralis Washington terhadap urusan global.
Misi Rusia di PBB mengatakan, keluarnya AS karena AS telah gagal mengubah Dewan HAM PBB untuk menjadi instrumen yang patuh pada kepentingannya. Amerika Serikat juga dinilai gagal memanfaatkan dewan itu untuk menghukum negara-negara yang tidak disukainya. "Dewan itu merupakan platform kunci internasional untuk bekerja sama dalam melindungi hak asasi manusia," kata misi tersebut, Rabu (20/6).
Pada Selasa (19/6), Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan mundurnya AS dari Dewan HAM PBB karena dewan tersebut telah menunjukkan dukungan yang bias terhadap Israel. Selain itu, ia menganggap dewan selama ini hanya melayani kepentingannya sendiri.
“Banyak negara-negara yang berpendapat AS harus tetap di dewan ini karena partisipasi Amerika adalah kredibilitas terakhir yang dimiliki dewan. Tetapi justru itulah alasan mengapa kami harus pergi. Jika dewan direformasi, kami akan sangat senang untuk bisa bergabung kembali," kata Haley.
Haley dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Dewan HAM PBB memiliki beberapa negara anggota yang merupakan pelaku pelanggaran HAM terburuk di dunia. Beberapa negara itu termasuk Cina, Kuba, Republik Demokratik Kongo, dan Venezuela.
"Kami mengambil langkah ini karena komitmen kami yang tidak memungkinkan bagi kami untuk tetap menjadi bagian dari organisasi yang munafik ini, yang hanya melayani kepentingan diri sendiri dan telah mengejek hak asasi manusia," ungkap Haley.