Rabu 20 Jun 2018 16:51 WIB

Ayah Altantuya Laporkan Kembali Kasus Pembunuhan Anaknya

Setev ingin penyelidikan dibuka untuk mencari siapa yang memerintahkan pembunuhan

Ayah Altantuya Shaaribuu, Setev Shaaribuu. Altantuya menjadi korban pembunuhan pada 2006 lalu.
Foto: The Star
Ayah Altantuya Shaaribuu, Setev Shaaribuu. Altantuya menjadi korban pembunuhan pada 2006 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Setev Shaariibuu telah mengajukan laporan polisi baru untuk membuka penyelidikan baru atas pembunuhan putrinya, Altantuya Shaariibuu, yang terbunuh di Malaysia 12 tahun lalu. Dia membuat laporan di markas Polisi Distrik Dang Wangi, Rabu (20/6).

Ia tiba di sana pukul 11.35 waktu setempat dengan Ramkarpal Singh sebagai pengacara keluarga. Ramkarpal mengatakan, laporan itu dibuat untuk meminta polisi membuka kembali kasus pembunuhan Altantuya.

“Ini adalah laporan polisi biasa. Jika ada petunjuk baru dalam kasus ini, polisi akan melihat mereka dalam penyelidikan mereka. Jika orang lain diketahui terlibat dalam pembunuhan itu, mereka juga akan dituntut," kata Setev kepada wartawan di markas polisi, seperti dikutip The Star, Rabu (20/6).

Altantuya diyakini telah tewas dan tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak di hutan Mukim Bukit Raja, Klang, antara pukul 10 malam pada 19 Oktober 2006, dan pukul 1 pagi pada 20 Oktober 2006. Pada tahun 2009, mantan anggota Satuan Khusus Aksi Polisi Sirul Azhar Umar dan Azilah Hadri dinyatakan bersalah atas pembunuhan Altantuya.

Pengadilan Banding membatalkan hukuman mereka pada tahun 2013 tetapi, setelah penuntutan, hukuman dijatuhkan oleh Pengadilan Federal. Namun, Sirul melarikan diri ke Australia di mana dia ditahan oleh Imigrasi Australia di pusat penahanannya di Sydney setelah Interpol mengeluarkan red notice kepadanya. Dia telah berada di pusat penahanan sejak 2015. Dia berharap mendapatkan suaka di Australia.

Setev Shaariibuu, yang datang ke Malaysia untuk mencari penyelidikan baru atas pembunuhan putrinya, bertemu dengan Jaksa Agung Tommy Thomas pada Selasa (19/6) dan diperkirakan akan menemui Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad hari ini (20/6). Dia mengatakan bahwa dia ingin tahu siapa yang memerintahkan pembunuhan dan motif pembunuhan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement