REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mendesak Pyongyang agar menunjukkan rencana langkah konkret menuju denuklirisasi. Moon meningkatkan tekanannya terhadap Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina.
Kunjungan ketiga kalinya ke Beijing ini membahas hasil pertemuan bersejarahnya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura pekan lalu. Keberadaannya di Beijing ini juga menggarisbawahi peningkatan besar dalam hubungan antara tetangga komunis tersebut.
Laporan dari kantor berita negara Korut KCNA mengatakan Kim mengucapkan terima kasih kepada Presiden Cina Xi Jinping ketika mereka bertemu pada hari Selasa (19/6). KCNA melaporkan bahwa selama perjamuan yang diselenggarakan oleh Xi, Kim juga mengatakan Pyongyang dan Beijing melihat hubungan mereka berkembang menjadi hubungan khusus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada pertemuan puncak dengan Trump di Singapura, Kim berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi sebagai ganti jaminan keamanan AS. AS dan Korsel menangguhkan latihan militer bersama besar yang direncanakan pada bulan Agustus.
Langkah ini dilihat sebagai kemenangan besar bagi Korut dan sekutu utamanya, Cina dan Rusia. Di Seoul, Moon mendesak Korut untuk mempresentasikan rencana jauh lebih konkret tentang bagaimana untuk membatalkan program nuklirnya dan AS untuk mengambil tindakan yang tidak ditentukan dengan cepat.
"Penting bagi Korea Utara untuk menyajikan rencana denuklirisasi yang jauh lebih konkret, dan saya pikir penting bagi Amerika Serikat untuk segera membalas dengan datang dengan langkah-langkah komprehensif," kata Moon, seperti dilaporkan Fox News.
Kantor Moon mengatakan dia membuat pernyataan kepada media Rusia menjelang perjalanannya ke Moskow akhir pekan ini.