REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berharap Amerika Serikat (AS) membatalkan keputusannya hengkang dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB. Ia tak sepakat dengan klaim AS bahwa Dewan HAM PBB bias terhadap Israel.
"Kami berharap keputusan itu belum final, bahwa AS akan menegaskan kembali komitmennya pada PBB, terutama di bidang yang sangat penting seperti HAM," kata Lavrov dalam sebuah konferensi pers seusai bertemu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dikutip laman Sputnik pada Kamis (21/6).
"Seperti yang Anda ketahui, AS menganggap dirinya sebagai pendukung di bidang ini (HAM), dan jika demikian, mereka harus memiliki argumen yang memungkinkan mereka bekerja di Dewan HAM, termasuk dengan anggota yang mempromosikan inisiatif atau ide yang bertentangan dengan pendekatan AS," kata Lavrov menambahkan.
Pada Selasa (19/6), Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengumumkan negaranya memutuskan untuk menangguhkan kenanggotaannya di Dewan HAM PBB. Ia menuding Dewan HAM tak lagi bekerja independen karena memiliki bias terhadap Israel. Nikki bahkan menyebut Dewan HAM PBB sebagai organisasi munafik karena melindungi negara-negara yang menyalahgunakan HAM, seperti Kuba, Republik Demokratik Kongo, Cina, dan Venezuela.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyayangkan keputusan AS. Ia menilai AS memiliki peran penting dalam tugas Dewan HAM PBB, yakni melindungi HAM di seluruh dunia.
Hal senada diungkapkan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Zeid Ra'ad al-Hussein. Walaupun mengaku cukup kecewa, Zeid mengatakan dirinya tidak terlalu terkejut dengan keputusan AS tersebut.