REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad tidak mungkin bagi Datuk Seri Najib Tun Razak untuk tidak mengetahui transaksi yang terkait dengan 1MDB ketika tanda tangannya ada di dokumen. Mahathir mengatakan dia tidak dapat mempercayai klaim pendahulunya bahwa dia tidak tahu tentang uang dari dana negara berakhir di akun pribadinya.
“Siapa yang ingin mempercayainya (bahwa dia tidak tahu), ketika dia menandatangani (namanya)? Setiap sedikit uang yang masuk dan keluar dari pinjaman pertama sebesar 42 miliar ringgit, semua (memiliki) tanda tangannya," kata Dr Mahathir seperti dilansir The Star, Jumat (22/6).
Mantan PM Malaysia, Najib Razak
Jumlah ini mengacu pada total utang yang diakumulasikan oleh 1MDB, dana yang, pada kenyataannya, didirikan oleh Najib pada tahun 2009. "Jika dia tidak tahu, pastilah dia tidak mengerti apa arti tanda tangan," kata Dr Mahathir seperti dikutip dalam wawancara dengan Malay Mail kemarin.
Dr Mahathir menggambarkan sebagai 'menggelikan' bagi seseorang untuk mengarahkan 2 miliar ringgit untuk ditransfer ke akunnya, sementara ia membantah telah diberitahu soal transaksi. "Ini tak mungkin. Karena saya harus mendaftar untuk menggunakan uang itu," ujarnya.
“Untuk menggunakan uang, saya harus mengeluarkan cek. Najib selalu menganggap orang bodoh,” tambah Dr Mahathir.
Sebelumnya dilaporkan bahwa sekitar 700 juta dolar AS (2 miliar ringgit) diduga disalahgunakan dari 1MDB ke akun pribadi Najib. Dalam laporan Reuters pada hari Rabu, Najib menyalahkan penasihatnya dan dewan 1MDB karena menyimpan informasi dugaan penggelapan dari dia.
Dia mengatakan dia tidak tahu apakah ratusan juta dolar yang bergerak melalui akun pribadinya adalah dari 1MDB. Dan jika uang dari dana itu akhirnya dicuci untuk memperoleh aset secara global, termasuk yacht, lukisan, permata dan real estat utama.
Untuk ini, Dr Mahathir mengatakan bahwa Pemerintah memiliki semua informasi tentang dugaan keterlibatan Najib dalam memindahkan uang 1MDB, dan mengetahui berapa banyak uang yang masuk ke akun Najib. Pada hari Rabu, Perdana Menteri mengungkapkan bahwa pihak berwenang memiliki 'kasus yang hampir sempurna' terhadap Najib karena penggelapan, penyalahgunaan dana dan penyuapan.
1MDB telah jatuh dalam utang sebesar 42 miliar ringgit sejak didirikan pada tahun 2009, dan Dr Mahathir telah berada di depan memunculkan pertanyaan di atasnya selama tiga tahun terakhir.