REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat senior Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jared Kushner mengaku siap bekerja sama dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Hal itu disampaikan Kushner dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Palestina Al Quds pada Ahad (24/6). Judul berita menyebut bahwa Kushner bersedia bekerja sama jika Abbas menginginkannya.
Dalam wawancara yang diterbitkan menggunakan bahasa Arab itu, menantu Trump itu memberikan pesan langsung kepada rakyat Palestina: "Anda berhak untuk memiliki masa depan yang cerah, sekarang adalah waktu bagi Israel dan Palestina untuk memperkuat kepemimpinan mereka dan memfokuskan kembali tujuan untuk mendorong mereka membuka diri terhadap solusi, dan tidak takut mencoba proses itu, ” lapor surat kabar itu.
Washington mengatakan pihaknya memiliki rencana perdamaian yang bisa segera dirilis. Perundingan Israel-Palestina terhenti pada 2014.
Abbas dan pemimpin Palestina telah menolak untuk bertemu dengan tim Trump menyusul keputusannya pada Desember lalu yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keberatan pemerintah Palestina semakin bertambah dengan pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Palestina menginginkan negara masa depan mereka sendiri dengan ibukota di Yerusalem Timur.
Kushner, yang telah memimpin proses kesepakatan perdamaian Timur Tengah mengaku tidak ingin membicarakan rincian kesepakatan perdamaian. Namun, ia mengaku selalu siap untuk hal itu. "Jika Presiden Abbas siap untuk kembali ke meja perundingan, maka kami siap untuk berpartisipasi dalam diskusi. Tetapi jika bukan itu masalahnya, maka kami akan mengumumkan rencana ini kepada publik," katanya.
Dia mengatakan untuk mencapai kesepakatan, kedua pihak akan mendapatkan lebih dari yang mereka berikan. Kedua belah pihak juga merasa yakin bahwa kehidupan rakyat mereka akan lebih baik karena konsesi yang ditawarkan.
Artikel itu diterbitkan setelah Gedung Putih menegaskan bahwa Kushner dan Jason Greenblatt, bertemu pada Sabtu malam di Yerusalem dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Duta Besar AS David Friedman. Greenblatt merupakan perwakilan khusus Trump untuk negosiasi internasional. Pertemuan itu untuk melanjutkan diskusi mereka yang dimulai pada Jumat.
Perjalanan Kushner dan Greenblatt ke Yerusalem mengikuti tur regional yang mencakup Yordania, Mesir dan Qatar. Mereka juga mengadakan pembicaraan di Arab Saudi.
Ditanya perihal pertemuannya dengan para pemimpin Arab, Kushner mengatakan bawah para pemimpin Arab ingin melihat Negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Mereka menginginkan kesepakatan yang memungkinkan rakyat Palestina untuk hidup dalam damai, dan memiliki peluang ekonomi yang sama dengan rakyat mereka. "Mereka ingin melihat kesepakatan yang menghormati martabat orang Palestina, dan menempatkan solusi aktual untuk isu-isu yang telah dibahas selama beberapa dekade. Mereka semua bersikeras bahwa Masjid Al-Aqsa harus terus terbuka untuk semua Muslim yang ingin beribadah," kata Kushner.
Kushner menekankan manfaat ekonomi dari sebuah kesepakatan. Ia percaya kesepakatan damai dapat menarik investasi besar dalam infrastruktur, baik dari sektor swasta dan sektor publik untuk meningkatkan ekonomi Palestina.