Rabu 27 Jun 2018 14:09 WIB

Pangeran William Bertemu Netanyahu

Pangeran William dan Netanyahu tak memberikan keterangan tentang pertemuan keduanya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Pangeran William dari Inggris (tengah) berdiri bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, istrinya Sara Netanyahu dan Duta Besar Inggris untuk Israel David Quarrey saat resepsi di kediaman Duta Besar Inggris di Ramat Gan, Selasa (26/6).
Foto: (AP Photo/Sebastian Scheiner, Pool)
Pangeran William dari Inggris (tengah) berdiri bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, istrinya Sara Netanyahu dan Duta Besar Inggris untuk Israel David Quarrey saat resepsi di kediaman Duta Besar Inggris di Ramat Gan, Selasa (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pangeran William melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada Selasa (26/6). Kunjungan tersebut dilakukan setelah Pangeran William mengunjungi Monumen Holocaust Yad Vashem di Yerusalem.

Pangeran William dan Netanyahu tak memberikan komentar apa pun kepada awak media tentang topoik pembicaraan mereka. Namun sejak Pangeran William tiba di Israel pada Senin lalu, Inggris menyatakan bahwa kunjungan anak tertua Pangeran Charles dan mendiang Putri Diana itu ke Israel tak membawa agenda atau kepentingan politik apa pun.

Ketika mengunjungi Monumen Holocaust Yad Vashem, Pangeran William bertemu dengan dua penyintas Yahudi yang selamat dari genosida Nazi pada Perang Dunia II. Mereka adalah Henry Foner (86 tahun) dan Paul Alexander (80). Keduanya termasuk di antara ribuan anak Yahudi yang diselamatkan Inggris ketika Eropa tengah berada di bawah kekuasaan Nazi.

photo
Pangeran William (tengah) tiba di monumen Yad Vashem Holocaust di Yerusalem, Selasa (26/6).


"Ketika saya menginjakkan kaki di Inggris untuk pertama kalinya, itu seperti saya telah dilahirkan kembali, karena saya meninggalkan Nazi Jerman dan diterima oleh masyarakat Inggris dan saya memiliki utang yang sangat besar berkat orang-orang Inggris," kata Alexander.

Sementara Foner, yang bernama asli Heinz Lichtwitz, diambil dari Berlin ke kota Welsh di Swansea pada 1939. Ia terpisah dari ayahnya. Pada pertengahan 1942, sang ayah mengirim surat terakhir kepada Foner yang dititipkannya ke Palang Merah. "Takdir kami sangat tidak pasti," kata ayahnya dalam salah satu bait di surat tersebut. Beberapa bulan setelah mengirim surat itu, ayah Foner dilaporkan tewas di kamp konsentrasi Auschwitz.

Surat-surat antara Foner dan ayahnya menjadi salah satu barang yang dipamerkan di Yad Vashem. Ketika bertemu Pangeran William, Foner memberikan sebuah memoar sebagai tanda bahwa ia sangat berterima kasih kepada Inggris.

"Di sini saya memberikan sebuah buku yang saya tulis untuk menghormati ayah saya kepada seorang anggota keluarga kerajaan. Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk dapat mengucapkan terima kasih secara simbolis, kepada orang-orang Inggris yang menyelamatkan hidup saya," kata Foner.

Dalam kunjungannya, Pangeran William juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement