Jumat 29 Jun 2018 06:35 WIB

Jumlah Anak di Tempat Penampungan AS Merangkak Naik

Jumlah ini lebih banyak 70 orang dari pekan lalu.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Anak-anak imigran yang ditampung dalam pusat detensi di daerah perbatasan di Amerika Serikat
Foto: Forbes
Anak-anak imigran yang ditampung dalam pusat detensi di daerah perbatasan di Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Anak-anak yang hidup di perbatasan Amerika Serikat dan dirawat di tempat penampungan Amerika Serikat, jumlahnya terus bertambah sejak pekan lalu. Dalam pemerintahan Presiden Donald Trump ini, banyak anak-anak yang tinggal di perbatasan, lalu dipisahkan dari orang tua mereka.

Sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Amerika Serikat, Alex Azar, mengatakan pihaknya telah mendata ada sekitar 11.869 anak yang ada dalam penjagaan mereka. "Jumlah ini lebih banyak 70 orang dari pekan lalu. Ini mengartikan masih belum banyak anak yang disatukan kembali dengan orang tua mereka," ujar dia Kamis (28/6).

Peningkatan jumlah anak yang ditahan dalam tempat penampungan anak, seiring juga dengan rentetan peristiwa yang terjadi belakangan ini di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Seperti misalnya, di hari yang sama, telah terjadi sebuah unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan orang yang menuntut agar anak-anak yang dalam tempat penampungan pemerintah, agar segera dibebaskan. Unjuk rasa dilakukan di Gedung Pengadilan Negara di Texas Selatan.

Selain itu, ACLU (American Civil Liberties Union) dan kelompok lain juga mengadakan rapat di hari yang sama juga. Dari hasil rapat itu mampu membuat banyak orang mendatangi Gedung Pengadilan di Brownsville, untuk mendengar putusan hakim terkait kasus imigrasi secara ilegal.

Tidak hanya itu, unjuk rasa juga terjadi di beberapa wilayah lainnya dekat perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Seperti di Gedung Imigrasi dan Bea Cukai Portland. Kemudian, ada juga 100 orang memprotes kontrak dengan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai untuk di Michigan Barat, aksi protes sempat diwarnai pemblokiran jalan.

Ada juga kasus seorang ibu asal Brazil bernama Lidia Karine Souza, menginginkan agar anaknya bernama Diogo, bisa dibebaskan dari salah satu tempat penampungan di Chicago, Amerika Serikat. Namun, hakim pengadilan negara di Chicago menolak pembebasan Diogo.

Padahal hakim lainnya, justru memerintahkan pemerintah untuk menyatukan lebih dari 2.000 anak imigran dengan keluarga mereka dalam kurun waktu 30 hari. Atau 14 hari bagi mereka yang berusia kurang dari lima tahun.

Akibat unjuk rasa itu, Kantor Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat, sempat diduduki oleh para pendemo dan tutup selama satu pekan. Namun pada Kamis (28/6) ini, kantor sudah kembali dibuka.

Juru Bicara Dinas Perlindungan Amerika Serikat, Rob Sperling, mengatakan bahwa penegakan hukum dimulai dari membersihkan tenda para pendemo. "Ada beberapa pendemo yang ditahan, tidak ada kekerasan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement