Senin 02 Jul 2018 05:43 WIB

Selama Periode Ini, Tentara Israel Tahan 355 Warga Palestina

Mereka ditangkap selama Ramadhan hingga Syawal pada Juni 2018.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Warga Palestina mengenakan makeup menyerupai karakter film Holywood Avatar dalam aksi menuntut 'Hak Kembali ke Tanah Air' di perbatasan Jalur Gaza dengan wilayah penjajahan Israel.
Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Warga Palestina mengenakan makeup menyerupai karakter film Holywood Avatar dalam aksi menuntut 'Hak Kembali ke Tanah Air' di perbatasan Jalur Gaza dengan wilayah penjajahan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan pendudukan Israel (IOF) selama Ramadhan hingga Syawal pada Juni 2018 telah menangkap 355 warga Palestina, termasuk 15 anak-anak dan 13 perempuan. Data ini berdasarkan angka statistik yang dikeluarkan oleh Pusat Al-Quds untuk Studi Palestina dan Israel.

The Palestinian Information Center mengungkapkan jumlah penangkapan terbesar disaksikan di provinsi Tulkarem, Tepi Barat. Di wilayah itu, 56 orang Palestina ditangkap, 40 orang di antaranya adalah para pekerja yang ditahan dengan dalih memasuki wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1948 tanpa izin.

Di Gaza, 10 orang Palestina ditangkap, termasuk enam pemuda yang diduga berusaha menyeberangi pagar perbatasan. Selain itu, tiga nelayan ditangkap di lepas pantai Gaza, dan seorang pemuda Palestina yang ditahan setelah ditembak ketika mengambil bagian dalam Great March of Return dekat perbatasan Gaza.

Al-Quds Center menunjukkan pasukan Israel selama periode yang dilaporkan menangkap 15 anak dan 13 perempuan di berbagai provinsi di Tepi Barat. Tentara Israel juga menangkap tiga jurnalis Palestina yang diidentifikasi sebagai Belal al-Tawil, Mashhour al-Wahwah dan Azmi Banat. Mereka semua adalah penduduk provinsi al-Khalil dan dibebaskan setelah beberapa hari ditahan.

Pada awal Juni, Pasukan Israel menangkap anggota parlemen untuk Perubahan dan Pembaruan Blok Hamas Abu Salem. Dia dibebaskan beberapa hari kemudian.

Di Khan Younis, Gaza pada Sabtu (30/6) sore, ribuan warga Palestina berbaris di pemakaman Yaser Abu al-Naja. Ia adalah seorang anak berusia 13 tahun yang tewas pada Jumat oleh tembakan Israel. 

Abu al-Naja tewas  ketika ikut bagian dalam Great March of Return di timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Pemakaman itu dihadiri oleh sejumlah pejabat Hamas, termasuk anggota Biro Politik Hamas Khalil al-Hayya. 

Khalil mengatakan dalam sebuah pidatonya, pembunuhan Abu al-Naja adalah kejahatan baru. "Kejahatan baru ini ditambahkan ke serangkaian kejahatan Israel yang tak berkesudahan terhadap rakyat Palestina," kata Khalil dilansir dari The Palestinian Information Center, Ahad (1/7).

Al-Hayya menambahkan darah Abu al-Naja akan mendorong rakyat Palestina untuk membuat lebih banyak pengorbanan. Rakyat juga akan bersatu melawan konspirasi yang direncanakan untuk menggagalkan perjuangan mereka.

Abu al-Naja adalah satu dari dua orang Palestina yang tewas pada Jumat oleh pasukan pendudukan Israel yang menyerang warga sipil yang berpartisipasi dalam protes Great March of Return di sepanjang perbatasan timur Gaza.

Sejak dimulainya Maret Pengembalian Besar pada 30 Maret, lebih dari 130 warga sipil Palestina telah tewas dan sekitar 14.000 orang terluka. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement