REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang memilih radar canggih buatan Lockheed Martin Corp sebagai pranata pertahanan peluru kendali bernilai miliaran dolar. Jepang berencana membeli dua peluncur Aegis Ashore untuk dikerahkan pada 2023 dalam upaya peningkatan pertahanannya terhadap persenjataan Korea Utara (Korut) dan Cina.
Pembelian itu juga bisa membantu meredakan gejolak perdagangan dengan Washington. Reuters melaporkan pada pekan lalu calon untuk pranata radar adalah SPY-6 dari Raytheon Co dan Long Range Discrimination Radar (LRDR) versi Lockheed Martin.
Dengan keputusan itu, berarti Jepang dapat menambahkan pembelian ke proposal anggaran pertahanan, yang dijadwalkan disiarkan pada Agustus. Dua situs penempatan Aegis Ashore kemungkinan menelan biaya setidak-tidaknya dua kali lipat dari perkiraan awal, yaitu Rp 28,2 triliun, kata sumber yang enggan disebutkan identitasnya. Presiden AS Donald Trump mendesak Tokyo membeli lebih banyak peralatan militer AS dan barang-barang lain untuk membantu menyeimbangkan defisit perdagangan dengan Jepang.
Surplus perdagangan tahun per tahun antara Jepang dan AS pada Mei turun 17,3 persen menjadi Rp 43 triliun, menjadi tingkat terendah sejak Januari 2013 ketika Jepang meningkatkan impor batu bara dan pesawat AS. Proposal anggaran terbaru Jepang datang di tengah berkurangnya ketegangan regional setelah KTT 12 Juni di Singapura antara Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un.
Pada pertemuan tersebut, Kim mengulang kembali janji bekerja menuju denuklirisasi di Semenanjung Korea meskipun tidak memiliki senjata nuklir yang lengkap. Trump setuju menghentikan latihan bersama dengan militer Korea Selatan selama negosiasi denuklirisasi dengan Korut.
Perencana militer Jepang masih melihat Korut sebagai bahaya. Mereka juga melihat kekuatan militer Cina yang semakin besar sebagai ancaman jangka panjang.
"Korut perlu menunjukkan mereka sedang membuat langkah-langkah konkret untuk meninggalkan program nuklir dan rudalnya, dan mereka belum melakukannya," kata Menteri Pertahanan Jepang, Onondera, pada sebuah konferensi pers pada Selasa (3/7).
Dia mengatakan belum ada keputusan yang dicapai pada pranata radar untuk Aegis Ashore. Pejabat pertahanan Jepang mengatakan radar Lockheed telah dipilih karena kemampuan pencariannya dan biaya siklus operasionalnya lebih rendah dari pranata buatan Raytheon. Pejabat di Lockheed dan Raytheon mengatakan belum diberitahu secara resmi tentang hasil penawaran radar tersebut.