Jumat 06 Jul 2018 04:44 WIB

33 Orang Tewas Akibat Gelombang Panas di Kanada

Sebagian besar korban tewas berusia antara 50 hingga 85 tahun.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Gelombang panas.
Foto: ABC
Gelombang panas.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Sebanyak 33 orang dilaporkan tewas akibat gelombang panas di Kanada. Sebagian besar dari korban tewas berusia antara 50-85 tahun.

Sejak 29 Juni, Provinsi Quebec dilanda suhu 30 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban yang menyertainya antara 40-45 derajat Celcius. Daerah yang paling terkena dampak berada di Montreal. Petugas polisi dan pemadam kebakaran di sana bahkan harus menyambangi 15 ribu rumah dalam sepekan terakhir guna memastikan kesehatan warganya.

"Jika Anda mengenal orang-orang dengan masalah pernapasan atau orang-orang yang sudah lanjut usia, jangan ragu mengunjungi atau menelepon mereka untuk mengetahui apakah mereka memerlukan sesuatu," kata Wali Kota Montreal Valerie Plante mengimbau warganya, seperti dikutip laman Anadolu Agency, Kamis (5/7).

Sebagian besar korban tewas akibat gelombang panas di sana memang berusia antara 50 hingga 85 tahun. Rata-rata dari mereka tinggal sendirian di apartemen yang tak dilengkapi pendingin ruangan.

Sebagian besar masalah kesehatan turut timbul akibat kualitas udara yang buruk. Otoritas Kesehatan Regional Myelene Drouin mengatakan hal tersebut merupakan dampak dari panas dan kelembaban yang sangat tinggi.

"Untuk saat ini, mereka (para korban tewas) sesuai dengan karakteristik yang kami jelaskan, (yakni) orang dengan penyakit kronis, masalah kesehatan mental, orang yang tinggal sendirian, dan orang yang tinggal di blok apartemen antara empat hingga enam lantai dan tanpa AC," kata Drouin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement