Jumat 06 Jul 2018 09:21 WIB

Pemburu Badak Afrika Tewas Diterkam Raja Hutan

Cula badak Afrika dijual ke negara Asia telah meningkatkan perburuan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Singa. Ilustrasi.
Foto: Pixabay
Singa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KENTON -- Dua orang yang dicurigai sebagai pemburu ilegal badak Afrika ditemukan tewas di cagar alam Sibuya, Kota Kenton, Afrika Selatan, pada Kamis (5/7). Petugas konservasi saat ini tengah melakukan pencarian terhadap mayat satu pemburu lainnya.

Ketiganya diduga tewas diserang dan dimakan singa karena jasad mereka ditemukan di dekat wilayah hewan buas itu. Senapan berkekuatan tinggi dan kapak yang dicurigai biasa dipakai untuk memburu badak, juga ditemukan di dekat mereka.

Pengelola cagar alam Sibuya, Nick Fox, mengatakan dalam sebuah pernyataan di akun Facebook resminya, para pemburu itu dicurigai memasuki wilayah cagar alam pada Ahad (1/7) malam atau Senin (2/7) pagi.

"Mereka masuk ke wilayah singa, itu adalah wilayah besar sehingga mereka tidak punya banyak waktu untuk melarikan diri. Kami tidak yakin berapa banyak jumlah mereka, tidak banyak yang tersisa dari mereka," kata Fox.

Tim anti-perburuan tiba di tempat kejadian segera setelah petugas cagar alam menemukan mayat para pemburu. Mereka menyita senapan berburu dengan peredam, kapak panjang, serta pemotong kawat, yang umumnya digunakan oleh para pemburu untuk memburu badak.

Dalam proses evakuasi, beberapa singa terpaksa dibius agar tidak menyerang petugas. Petugas meningkatkan patroli di daerah itu untuk mencari orang yang dicurigai sebagai pemburu, yang selamat dari terkaman singa.

BBC melaporkan, dalam beberapa tahun terakhir peningkatan perburuan di Afrika telah semakin meningkat. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya permintaan cula badak di beberapa negara Asia.

Di Cina, Vietnam, dan sejumlah negara lain, cula badak secara keliru diyakini memiliki khasiat afrodisiak. Sembilan badak telah dibunuh oleh para pemburu liar di Provinsi Eastern Cape di tahun ini saja. Lebih dari 7.000 badak telah tewas di Afrika Selatan dalam beberapa dekade terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement