REPUBLIKA.CO.ID, YORDANIA -- Pasukan pemerintah Suriah berhasil mengambil alih kota yang berada di perbatasan Yordania, Nasib-Jaber. Hal tersebut dicapai setelah negosiasi antara militer Rusia yang merupakan sekutu Presiden Bashar al-Assad dan pasukan oposisi menemui titik terang.
Berdasarkan negosiasi damai itu, oposisi sepakat untuk melucuti seluruh persenjataan mereka. Sebagai gantinya, mereka meminta pasukan pemerintah Suriah meninggalkan empat desa yakni, Kahil, al-Sahwa, al-Jiza, and al-Misaifra.
"Keempat desa itu berada di timur Deraa dan berdasarkan pernajian itu juga pasukan pemerintah tidak diperbolehkan menetap di kawasan yang telah mereka ambil alih," kata seorang sumber seperti diwartakan Aljazirah, Sabtu (7/7).
Sementara, militer pemerintah Rusia akan dikerahkan untuk menjaga sepanjang kawasan yang berbatasan dengan Yordania. Militer Rusia juga ditugasi untuk mengamankan kota-kota serta desa-desa yang masuk dalam lingkup perjajian tersebut.
"Sedangkan untuk perlintasan Nasib yang dinilai strategis akan dikelola oleh pegawai pemerintah Suriah ditemani dengan polisi militer Rusia," kata sumber tersebut.
Dia mengatakan, keberadaan polisi militer Rusia menjadi elemen penting dari kesepakatan tersebut. Dia melanjutkan, tugas pasukan keamanan itu adalah untuk menjamin keselamatan oposisi dan warga sipil.
Keberadaan polisi militer Rusia juga merupakan salah satu konsesi utama yang diperoleh Yordania. Mereka takut jika milisi Syiah yang bertempur bersama pasukan pemerintah akan menguasai daerah di perbatasan utara.
Konsesi ini akan memberikan peluang bagi puluhan ribu pengungsi Suriah di sepanjang perbatasan Yordania untuk kembali ke rumah mereka. Saat ini, puluhan ribu warga tersebut masih dalam ketakutan menjadi sasaran pasukan pemerintah saat kembali ke rumah mereka.
Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR) sebanyak 60.000 dari sekitar 320 ribu orang yang melarikan diri dari pertempuran sengit sejak 19 Juni telah ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan Yordania. Sisanya mencari perlindungan di perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Sementara, oposisi yang menolak untuk mengikuti kesepakatan dengan Rusia diberikan jalur aman untuk pergi menuju ke kawasan utara Suriah. Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan sekutunya diperkirakan bergerak menuju sebuah kawasan kecil yang berada di bawah kendali oposisi, Golan Heights.