REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemerintah Korea Utara (Korut) telah mengundang Presiden Cina Xi Jinping untuk mengunjungi Pyongyang pada 9 September. Ia diundang untuk menghadiri acara peringatan kemerdekaan Korut yang ke-70.
Dilaporkan laman South China Morning Post, seorang pejabat Korut mengatakan, Pyongyang telah mengirim undangan kepada Xi. Bila Xi memenuhi undangan tersebut, ia akan menjadi presiden pertama yang mengunjungi Korut sejak 2005.
Perjalanan tingkat tinggi oleh pejabat Cina ke Korut telah terhenti sejak negara tersebut mulai aktif melakukan uji coba rudal dan nuklir pada 2006. Aktivitas tersebut menyebabkan hubungan Beijing dengan Pyongyang merenggang.
Cina secara terbuka menyatakan protes terhadap aktivitas uji coba rudal dan nuklir Korut. Sementara Korut geram karena Cina memberi dukungan kepada PBB untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepadanya.
Pemimpin Korut Kim Jong-un telah melakukan kunjungan ke Cina pada Maret lalu. Ini merupakan kunjungan kenegaraan perdananya ke luar negeri. Kala itu, Kim mendapat sambutan hangat dari Xi dan jajaran pemerintahannya.
Kim kembali mengunjungi Cina pada Juni, tepatnya setelah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura. Pertemuan bersejarah antara kedua pemimpin yang sempat terlibat aksi saling kecam itu bertujuan membahas denuklrisasi di Semenanjung Korea. Kunjungan Kim ke Cina adalah untuk memberitahu Xi tentang hasil pertemuannya dengan Trump.
Kala itu, Kim mengatakan bahwa Cina dan Korut saling mendukung seperti keluarga. Ia pun menyatakan hubungan bilateral kedua negara akan meningkat menjadi tahap baru.
Cina merupakan sekutu utama Korut dalam bidang perdagangan. Komoditas andalan Korut, yakni batu bara, sebagian besar diekspor ke Beijing. Aktivitas perdagangan kedua negara terhenti setelah Cina memutuskan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB, yakni tentang pemberian sanksi ekonomi terhadap Korut.