REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada Senin (9/7) mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sebelumnya Netanyahu mengumumkan pemerintahnya memutuskan untuk menutup satu-satunya tempat penyeberangan komersial Israel-Jalur Gaza dan melarang ekspor-impor.
Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan di dalam pernyataan pers yang dikirim melalui surel bahwa keputusan kaum pendudukan Israel adalah kejahatan baru terhadap kemanusiaan. Hal ini menjadi tambahan pada catatan hitam kejahatan kaum pendudukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Kebungkaman negara regional dan internasional atas kejahatan berupa blokade yang mencekik dan diberlakukan atas Jalur Gaza sejak 2017 telah mendorong musuh, Israel, untuk melakukan tindakan kejahatannya yang melanggar hak asasi manusia dan peraturan internasional, kata Barhoum. Pada Senin pagi, Netanyahu mengumumkan Israel memutuskan untuk menutup pos penyeberangan komersial Kerem Shalom untuk ekspor dan impor, dan hanya mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan serta makanan buat daerah kantung pantai tersebut.
Pemerintah Israel juga telah memutuskan untuk mengurangi daerah yang diizinkan buat penangkapan ikan ke laut Jalur Gaza dari sembilan mil jadi enam mil, kata media Israel. Keputusan itu adalah reaksi Israel atas peluncuran balon dan layang-layang yang terbakar dari Jalur Gaza ke dalam wilayah Israel, yang mengakibatkan kebakaran besar dan kerugian jutaan shekel baru Israel.
Peluncuran balon dan layang-layang yang terbakar dari Jalur Gaza ke dalam wilayah Israel adalah bagian dari pertemuan terbuka yang diserukan oleh rakyat Palestina di Jalur Gaza sebagai "Pawai Akbar Kepulangan". Aksi ini dimulai 30 Maret dan menewaskan sedikitnya 137 orang Palestina serta melukai tak kurang dari 15.000 orang lagi.
Barhoum, sebagaimana diberitakan Xinhua, mengatakan, "Hamas menyeru masyarakat internasional agar segera bertindak dan mencegah kejahatan ini dan konsekuensinya yang berbahaya". Pada Senin, Komite Rakyat Melawan Pengepungan Israel atas Jalur Gaza memperingatkan penutupan Israel atas satu-satunya tempat penyeberangan komersial akan melipat-gandakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Jamal Al-Khoudari, Ketua Komite pro-HAMAS tersebut, mengatakan, "Keputusan kaum pendudukan Israel untuk menutup Kerem Shalom adalah tindakan baru pengetatan blokade yang diberlakukan atas Jalur Gaza selama 12 tahun". Ia memperingatkan keputusan itu tidak pernah terjadi sebelumnya dan akan melipat-gandakan penderitaan warga.
Sementara itu, Ra'ed Fattouh, anggota perantaran Palestina dan koordinator pengiriman barang di pos penyeberangan Kerem Shalom, mengatakan di dalam satu pernyataan pihak Israel telah memberitahu kantor perantara mengenai penutupan pos penyeberangan komersial tersebut.
"Pihak Israel secara resmi telah memberitahu kami bahwa pengiriman barang dan semua jenis produk dilarang kecuali produk makanan, bantuan medis, gandum, ternak dan bahan bakar," kata Fattouh. Ia menambahkan, "Impor dilarang sepenuhnya sampai pemberitahuan lebih lanjut.