REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memiliki keyakinan bahwa Korea Utara (Korut) akan menghancurkan program senjata nuklirnya. Sebab, hal itu sudah dinyatakan oleh pemimpin Korut Kim Jong-un ketika bertemu dengannya di Singapura pada 12 Juni lalu.
"Saya memiliki keyakinan bahwa Kim Jong-un akan menghormati kontrak yang kami tanda tangani, dan yang lebih penting lagi, jabat tangan kami," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya pada Senin (9/7), dikutip laman Yonhap.
"Kami sepakat dengan denuklirisasi Korut. Cina, di sisi lain, mungkin melakukan tekanan negatif pada kesepakatan karena sikap kami di perdagangan Cina. Semoga tidak!," kata Trump menambahkan.
Cicitan Trump tersebut muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengunjungi Pyongyang akhir pekan lalu. Dalam kunjungan itu, Pompeo bertemu pejabat-pejabat Korut untuk membahas tentang waktu dan metode verifikasi denuklirisasi Korut.
Menurut Pompeo, pembicaraan antara dirinya dengan pejabat Korut berlangsung produktif. Kendati demikian, ia menyebut masih banyak hal perlu dilakukan sebelum mencapai denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea.
Pada 12 Juni, Trump dan Kim Jong-un telah menandatangani sebuah kesepakatan. Adapun isi kesepakatan itu, pertama Korut dan AS setuju menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Kedua, baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di Semenanjung Korea.
Ketiga, mengacu pada Deklarasi Panmunjeom, Korut menyatakan berkomitmen melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian terakhir, kedua negara sepakat memulangkan tahanan perang atau tentara yang dinyatakan hilang yang telah teridentifikasi.
Kendati telah menghasilkan kesepakatan, AS menyatakan sanksi terhadap Korut tak akan dicabut. Sanksi baru akan dilepaskan ketika negara tersebut melakukan denuklirisasi secara penuh dan lengkap.