REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan kunjungan kenegaraan perdananya ke Inggris. Selain bertemu Perdana Menteri Inggris Theresa May, Trump dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Ratu Elizabeth.
Trump dan istrinya, Melania Trump, tiba di Bandara Stansted di Essex pada Kamis (13/7) siang waktu setempat. Dengan menggunakan helikopter, keduanya kemudian dibawa ke Winfield House di Regent's Park, yakni tempat mereka menginap sebagai tamu dari duta besar AS.
Menjelang petang, Trump dan istrinya disambut Theresa May di Blenheim Palace untuk perjamuan makan malam. Terdapat 150 tamu undangan, termasuk kalangan pengusaha, yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut. May memang telah mengatakan, kunjungan Trump ke Inggris diharapkan dapat meningkatkan kerja sama perdagangan antara kedua negara.
Sementara itu, sejumlah pengunjuk rasa berkumpul di luar kediaman duta besar AS di London, tempat Trump akan menginap. Mereka menyuarakan kritik terhadap kebijakan kontroversial Trump, di antaranya tentang larangan perjalanan dari negara mayoritas Muslim dan imigrasi.
Trump diketahui telah dikritik dunia internasional karena kebijakan imigrasi "zero tolerance". Kebijakan tersebut telah mengakibatkan ribuan anak imigran gelap terpisah dengan orang tuanya. Belakangan, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menyatukan kembali anak-anak imigran gelap dengan keluarganya.
Kendati demikian, Trump telah mendesak Kongres AS agar segera meloloskan revisi undang-undang keimigrasian. Revisi tersebut penting agar otoritas AS memiliki wewenang untuk mengusir imigran gelap di perbatasan AS tanpa perlu melalui proses pengadilan.
"Ketika orang-orang, dengan atau tanpa anak-anak, memasuki negara kita, mereka harus diberitahu untuk pergi, tanpa negara kita dipaksa untuk menanggung pengadilan yang panjang dan mahal," katanya pekan lalu.
Trump akan berada di Inggris selama empat hari. Ia pun telah dijadwalkan bertemu dengan Ratu Elizabeth.
Baca: Korsel Janjikan Kerja Sama Ekonomi dengan Korut